Om Swastiastu, Om Awighnamastu Namo Siddham. Terlebih dahulu, kami haturkan pangaksama mohon maaf sebesar - besarnya ke hadapan Ida Hyang Parama Kawi - Tuhan Yang Maha Esa serta Batara - Batari junjungan dan leluhur semuanya. Agar supaya, tatkala menceriterakan keberadaan para leluhur yang telah pulang ke Nirwana, kami terlepas dari kutuk dan neraka.
Rabu, 27 Juni 2012
Tips menghapus Sad Ripu Bag. 4 : MADA [mabuk / sombong / angkuh]
Ada berbagai jenis mabuk pikiran atau sombong [angkuh] ini, yaitu misalnya : Surupa [mabuk pikiran karena keunggulan tubuh fisik seperti : tampan, cantik, kuat], Dhana [mabuk pikiran karena keunggulan material, seperti : banyak uang, kaya, punya mobil baru, punya HP canggih, punya baju mewah], Guna [mabuk pikiran karena keunggulan pemikiran seperti : kecerdasan, kesucian, kebenaran agama], Kulina [mabuk pikiran karena identitas diri seperti : status sosial, garis keturunan / kasta, jabatan tinggi, jasa-jasa], Sura [mabuk pikiran karena makanan atau minuman yang mengganggu kesadaran seperti : minuman keras, narkoba], dll berbagai bentuk mabuk lainnya.
Tapi apapun bentuk mada [mabuk / sombong / angkuh] ini, adalah hal yang bisa menjadi batu penghalang menuju cahaya bathin yang terang. Dalam bathin manusia ada unsur bhuta kala [ashuri sampad] dan ada unsur dewa [daiwa sampad]. Nah, unsur mana yang lebih dominan kita sendiri yang memilih. Rendah hati menghidupkan unsur-unsur dewa dalam bathin kita, sombong dan menghina menghidupkan unsur-unsur ashura dalam bathin kita. Sekarang kita pilih sendiri : unsur mana yang mau dihidupkan ? Kalau unsur bhuta kala [ashuri sampad] yang kita hidupkan, jangankan setelah mati, sekarangpun kita akan bertemu neraka. Kalau unsur dewa [daiwa sampad] yang kita hidupkan, kita akan bertemu surga saat ini juga. Sehingga sudah selayaknya kita selalu bersikap rendah hati, agar kemudian kita bisa mulai berjalan menuju jalan yang terang.
BAGAIMANA MENGELOLA KESOMBONGAN YANG MUNCUL DALAM BATHIN
1. Selalu hati-hati dan waspada dengan segala hal yang bisa membuat ego [ahamkara] kita naik.
Orang yang punya kelebihan-kelebihan, dia sering dipuji dan dihormati. Salah satu yang musti kita waspadai dari dipuji dan dihormati : harga diri kita naik. Dan harga diri yang naik ini yang menjadi sumber kesombongan dan banyak keributan. Ketika harga diri ini naik dan kemudian tidak terpuaskan, kita mudah tersinggung dan suka bikin ribut. Orang-orang yang cenderung sering bikin ribut dan rusuh umumnya ciri-cirinya satu : memberikan harga tinggi terhadap dirinya. Setiap orang yang memberikan harga tinggi terhadap dirinya : dia akan gampang kecewa, dia mudah tersinggung atau bahkan marah-marah dan yang paling berbahaya : BIKIN RIBUT dan RUSUH.
Akar dari kesombongan dan seluruh Sad Ripu adalah ahamkara [ke-aku-an] atau ego. Ego untuk disebut benar, ego untuk disebut baik, ego bahwa kita lebih tinggi dan lebih hebat, dll. Sehingga hati-hati dan waspadalah dengan segala hal yang bisa membuat ego kita naik. Menjadi orang cerdas itu bagus, tapi kalau kita sombong dan menghina yang kurang cerdas, bathin kita menjadi kotor dan siap-siaplah kita akan punya banyak musuh. Menjadi orang kaya itu bagus, tapi kalau kita sombong dan menghina, bathin kita menjadi kotor dan siap-siaplah kita akan punya banyak musuh. Di jaman dimana orang-orang isinya hanya bertengkar, bertengkar dan bertengkar, susah kita menemukan orang rendah hati yang berani mengatakan : saya yang paling hina di tempat ini. Kebanyakan orang mengatakan : Orang lain hina, saya yang paling mulia di tempat ini. Orang lain salah, saya yang paling BENAR di tempat ini. Bahkan kesucian-pun bisa menjadi sumber kegelapan bathin yang bernama kesombongan ini.
Ciri orang yang perjalanan bathinnya jauh dan kesadarannya terang, sikapnya sangat rendah hati. Bagi orang-orang yang rendah hati, kalau ada yang bicara selalu didengarkan. Tidak hanya disini ada kebenaran, disana juga ada kebenaran. Karena tidak jaminan karena kita lebih tua, lalu perjalanan bathin kita lebih dalam dan jauh. Tidak jaminan karena kita lebih banyak belajar dan membaca buku suci, lalu perjalanan bathin kita lebih dalam dan jauh. Sama sekali tidak jaminan. Karena seberapa dalam perjalanan bathin kita ke dalam, itu adalah rahasia diri kita sendiri dengan yang maha tidak terpikirkan.
2. Sadari kalau semuanya adalah peran-peran kehidupan
Manusia punya putaran karma masing-masing. Seperti pohon cemara yang tumbuh di gunung, pohon kepala yang tumbuh di pantai. Kita tidak bisa memaksa cemara tumbuh di pantai dan kelapa tumbuh di gunung. Sehingga sebelum kita memberi label orang lain dengan sebutan rendah, hina atau kotor, sadari setiap orang punya putaran karma dan cara pertumbuhan jiwa yang berbeda.
Kalau hari ini kita merasa jujur, janganlah membenci orang yang tidak jujur. Siapa tahu suatu hari nanti keadaannya terbalik, kita yang tidak jujur. Kalau hari ini kita tampan dan kaya, janganlah menghina orang yang jelek dan miskin. Karena itu semua tidak kekal, sebentar lagi akan keriput dan reot. Kalau hari ini kita menjadi guru yang didengar banyak orang, janganlah sombong kepada orang yang tidak didengar. Karena kebenaran ada dimana-mana, siapa tahu justru kita yang salah.
Semua orang punya peran hidup masing-masing. Orang jelek berguna untuk membuat orang cantik terlihat jadi tambah cantik. Orang bodoh berguna untuk membuat orang cerdas terlihat jadi tambah cerdas. Orang jahat berguna untuk mengasah kesabaran orang baik. Sehingga sadari dalam-dalam dengan rendah hati, kalau semuanya punya peran hidup dan cara pertumbuhan jiwa masing-masing.
3. Sadari kalau tidak ada yang kekal.
Hidup ini seperti gelombang di lautan, naik-turun dan naik-turun. Mau gelombangnya tinggi [jabatan bagus, kaya-raya, terkenal, dll], mau gelombangnya rendah [miskin, jelek, bodoh, dll], begitu mencium bibir pantai gelombangnya merunduk. Demikian juga dengan hidup kita : mau kaya atau miskin, mau terkenal atau tidak, mau dianggap sebagai guru suci atau penjahat, mau pintar atau bodoh, suatu hari semuanya akan mati. Tapi menyangkut kematian ada dua macam kematian : mati yang sengsara dan mati yang indah & terang. Dan mati yang indah & terang adalah dia seperti gelombang yang mencium bibir pantai, ketika mencium bibir pantai dia merunduk rendah hati.
Rendah hati-lah di depan kehidupan dan kematian, karena tidak ada yang kekal abadi. Ketika kita merasa senang berlebihan ketika grafik hidup kita diatas, siap-siap kita akan dibuat sengsara ketika grafik hidup kita turun. Menjadi pejabat tinggi [bupati, gubernur, dll] itu bagus, tapi kalau kita senang berlebihan apalagi sombong, siap-siaplah suatu hari kalau kita pensiun kita akan dibuat sengsara oleh jabatan masa lalu itu. Menjadi selebritis yang terkenal itu bagus, tapi hati-hati. Karena seorang selebritis sering dipuja-puji, sering dibilang menarik, sering dibilangin yang bagus-bagus, karena itu egonya jadi besar. Akibat ego besar, nanti ketika semuanya berlalu bathin kita menjadi sengsara, resah-gelisah.
Selalulah bersikap rendah hati karena tidak ada yang kekal, sehingga ketika semuanya harus berlalu kita sudah sangat siap dan bisa menyambutnya dengan damai dan rendah hati. Dan yang terpenting : dari sikap rendah hati inilah roda evolusi bathin bisa bergerak menuju penerangan.
Rumah Dharma – Hindu Indonesia
30 September 2010
sumber :: http://www.facebook.com/rumahdharma
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar