Dalam buku-buku vedanta, Shakti Yoga berarti jalan-jalan pembebasan
dengan memanfaatkan shakti [energi suci]. Seluruh jalan Shakti Yoga pada
dasarnya berakar dari ajaran Shivaisme. Shakti berasal dari akar kata
shak, yang berarti mendapat energi atau kekuatan. Energi ini digunakan
untuk membantu pembersihan bathin kita secara efektif dan cepat. Yang
termasuk jalan ini misalnya : Tantra, Kundalini Yoga, Shakta-Shiva, dll.
Dan termasuk juga jalan-jalan tantra tradisional Bali seperti Aji
Pangliyakan, Aji Pangidep Ati, dll. Dalam Shakti Yoga kita akan sering bertemu dan terlibat dengan hal-hal niskala.
Shakti
Yoga adalah bagian dari ajaran tingkat tinggi dalam Hinduism. Disebut
ajaran tingkat tinggi karena dengan jalan ini kita bisa merealisasi
moksha [pembebasan] secara cepat, cukup hanya dalam satu kelahiran ini
saja kita bisa moksha. Akan tetapi jalan ini juga penuh resiko kalau
dilaksanakan secara sembarangan. Analoginya seperti memakai jalan tol,
kita bisa sampai dengan sangat cepat, tapi kalau mengalami kecelakaan
juga sangat-sangat berbahaya. Beberapa bagian dalam ajaran di jalan ini
juga mungkin aneh atau tidak biasa bagi kebanyakan orang. Sehingga
karena dua sebab inilah [berbahaya dan tidak biasa], umumnya Shakti Yoga
ini tertutup, diajarkan secara rahasia, dari guru ke murid. Shakti yoga
bagus bagi mereka yang sadhana-nya kuat [keterangan tentang sadhana
pada Bab II] -bathin dan kesehariannya sudah bersih-, tapi sangat tidak
disarankan bagi mereka yang bathin dan kesehariannya masih kotor.
Mengapa
jalan ini disebut berbahaya ? Pertama karena kalau salah saat
mengaktifkan shakti [energi] ini, efeknya bisa buruk bagi kita [misalnya
: mengalami sindrom kundalini]. Dengan catatan resiko ini bisa banyak
berkurang kalau bathin dan keseharian kita sudah bersih. Kedua karena
godaan shakti [energi] ini sangat besar, banyak sekali orang yang
kemudian terjebak kepada memburu dan mengejar kesaktian dan lupa dengan
tujuan sebenarnya yaitu merealisasi pembebasan. Bahkan ada yang
terbalik, malah menyalahgunakan shakti [energi] ini untuk tujuan
menyakiti. Akibatnya kadang di masyarakat kadang ada sebagian kecil
pandangan bahwa spiritual itu identik dengan kesaktian, bahwa semakin
sakti seseorang semakin tinggi spiritualnya. Hal ini jelas sangat salah,
sebab tingginya tingkat spiritual tidak ada kaitannya dengan kesaktian,
tapi dengan kebersihan bathin. Orang biasa yang tidak bisa apa-apa,
tapi kalau bathinnya sangat bersih, dia adalah praktisi spiritual
tingkat tinggi.
Dalam Shakti Yoga, kalau kita berpraktek
secara salah, kita bisa mengalami kemerosotan bathin dan bahkan terlahir
di alam ashura. Orang yang mendalami ini sadhana-nya dalam keseharian
harus sangat sangat kuat, agar bisa terhindar dari kemerosotan bathin.
Karena itu para shakta yang memasuki jalan ini biasanya punya disumpah
dengan sumpah melaksanakan dharma terlebih dahulu. Dan jalan ini
tertutup, dirahasiakan, di Bali disebut sebagai ”aja wera” [tidak boleh
diceritakan].
Terkait aspek praktis-ringkas-cepat yang
dominan dalam Shakti Yoga, maka hubungan antara guru dan murid menempati
bagian yang sangat penting. Seorang murid harus membuktikan tekadnya
melalui latihan yang keras dan serius untuk mendapatkan pelajaran dari
gurunya. Itulah sebabnya pada sebagian besar praktek Tantra, ajaran
tidak diturunkan secara tertulis, melainkan diajarkan lisan dari guru
kepada murid.
Kualitas seorang satguru [guru sejati] diulas dalam teks Shiva-Tantra :
“Shanto
danto kuliinascha viniita shuddhaveshavan. Shuddadcdrii supratisthita
shucirdaksah subuddhiman. Ashramii dhydnanistascha tantramantra
vishdradah. Nigrahanugrahe shakto gururityabhidhiiyate”.
[Pengendalian
dirinya sangat baik, sangat cermat dan sangat mahir dalam
menaikkan kundalini, hidupnya bersih dan sederhana, kata-kata dan
perilaku kesehariannya layak ditiru, memiliki sumber penghasilan yang
benar dan jujur, pikirannya murni, ahli dan cerdas dalam mengajarkan
sadhana, seorang kepala rumah tangga -bukan sanyasin-, mencapai tingkat
tertinggi dalam praktek sadhana, ahli dalam pengetahuan Tantra dan
Mantra. Mampu memberikan hukuman maupun hadiah kepada murid, hanya orang
sedemikian itulah yang layak disebut guru].
Interpretasi :
Seorang guru tidak hanya ahli dalam berbagai teori, tetapi juga dalam
praktek dan sadhana, yaitu telah mencapai puncak dari sadhana tersebut
[Jivan-Mukti]. Karena seorang guru harus mengajarkan murid yang
kebanyakan berumah tangga, jadi yang terbaik dia pun haruslah seorang
yang ada dalam kehidupan rumah tangga.
Kualitas seorang murid sejati juga diulas dalam teks Shiva-Tantra :
”Shanto
viniito shuddhatma. Shraddhavana dharanaksamah. Samarthashca
kuliinashca. Prajinah saccarito yatih. Evamadi gunaeryuktah. Shisyo
bhavati nanyatha”.
[Seorang murid harus selalu siap
melakukan perintah guru. Dia harus mempunyai pengetahuan tentang konsep
dan memiliki pengendalian pikiran yang baik. Baik hati dan penuh kasih
sayang, pikiran yang tenang-seimbang. Sederhana dan penuh rasa hormat
kepada semua. Mempunyai ingatan yang tajam, sangat tabah, kompeten dalam
praktek kundalini dan cerdas, adalah seorang murid yang ideal].
”Ksurasya
dhard nishita duratyaya” [Jalan ini sangat kecil dan penuh resiko,
setipis dan setajam mata tombak]. Interpretasi : seorang murid harus
meniti dengan sangat hati-hati. Karena itu dia membutuhkan bantuan dan
bimbingan guru di setiap langkahnya. Tanpa bimbingan guru, sedikit saja
penyimpangan dilakukan dari ajaran-ajaran sang guru, tidak bisa
dihindari lagi akan membawanya pada kesesatan atau kemerosotan bathin.
Jadi untuk sebuah kesuksesan di jalan Tantra, guru sejati dan seorang
murid sejati menjadi sangat penting.
Pada tulisan ini
Rumah Dharma akan menjelaskan sekilas saja dan sangat tidak lengkap.
Karena Shakti Yoga ini harus dibahas dan dibabarkan dengan sangat
hati-hati. Ini hanya sekilas info untuk sekedar mengenalkan bagian
rahasia dari Hinduism ini.
LANDASAN DASAR SHAKTI YOGA
Pasti
ada yang bertanya, bagaimana landasan dasar cara kerja Shakti Yoga ini ?
Kita musti melihat kembali awal mula keberadaan kita sebagai mahluk
yang terbentuk dari Prakriti. Prakriti dalam bahasa manusia yang paling
mendekati adalah energi. Jadi Prakriti bisa disebut sebagai divine
energy [energi ilahi]. Setiap kejadian material [fisik] dan energi
adalah perwujudan dari dinamika Prakriti [fenomena alam materi],
termasuk yang terjadi pada setiap lapisan tubuh [kosha] kita -lapisan
badan dan lapisan pikiran-. Prakriti menjadi sumber asal dari apapun
yang bersifat material [fisik] dan energi.
Shakti Yoga
adalah jalan yang menggunakan bagian murni dari Prakriti [energi] ini
untuk kembali ke awal, kembali kepada identitas diri kita yang sejati.
Menemukan kembali energi murni pembentuk diri kita. Bisa dikatakan
sebagai memutar-balikkannya kembali, dengan memanfaatkan bagian murni
dari energi ini [apa yang membuat kita berada disini sebagai mahluk].
Ini adalah cara yang canggih dibandingkan cara lainnya, tingkat tinggi,
tapi sekaligus juga memiliki resiko bahaya. Ibarat kita naik mobil
melewati jalan tol, sampainya sangat cepat, tapi kalau mengalami
kecelakaan akan menjadi sangat berbahaya.
DUA CONTOH AJARAN TERKAIT SHAKTI YOGA
1. Tantra
Tantra
adalah ajaran yang sudah sangat tua dan sudah berkembang sejak jaman
Veda. Tantra adalah percepatan penyatuan Shakti dan Shiva.
Keseluruhan
alam semesta adalah bhuwana agung dan manusia adalah alam semesta mini
[bhuwana alit]. Apa yang ada pada alam semesta juga ada pada manusia dan
hukum-hukum yang berlaku pada alam semesta [hukum Rta] juga berlaku
pada manusia. Dalam tubuh manusia, Shakti disebut Kundalini. Energi ini
terletak pada dasar saraf tulang belakang. Bagian kundalini dari Tantra
adalah untuk membangkitkan energi kosmik [shakti] ini dan menyalurkannya
pada chakra-chakra sehingga bisa menyatu dengan Shiva di cakhra
mahkota. Dari dualitas Shakti-Shiva, kembali manunggal, penyatuan dengan
yang maha-absolut. Dengan penyatuan ini pembebasan direalisasi. Inilah
pengalaman spiritual yang tertinggi : penyatuan individu dengan
keseluruhan yang ada, moksha [manunggaling kawulo lan gusti].
Bagian inti dari praktek Tantra
- Kundalini
Kundalini
adalah pengetahuan rahasia yang sumber aslinya adalah dari Tantra-Shiva
atau Shakta-Shiva, yang sudah ada sejak sebelum jaman Veda. Karena
ajaran Tantra sangat rahasia, kalangan umum tidak banyak yang
mengetahuinya [khususnya pada jaman dahulu]. Akan tetapi pada jaman
sekarang ini ajaran ini sudah mulai menyebar dan mendunia, walaupun
kemudian seringkali terjadi penyimpangan ajaran, seperti komersialisasi
dan pendangkalan ajaran.
Sebagian orang
menggunakan istilah khusus ”Kundalini Yoga” untuk jalan yoga yang
memfokuskan diri pada pengaktifan kundalini. Padahal sebenarnya semua
jalan yoga sudah pasti akan membangkitkan kundalini. Sehingga sebenarnya
semua jalan yoga adalah kundalini yoga. Dalam penjelasan yang paling
sederhana, ketika kita menggunakan istilah ”pengendalian diri”,
sebenarnya kita sedang menguraikan simpul-simpul energi penghalang
[granthi] dalam tubuh dan menyeimbangkan ida dan pingala. Ajaran Tantra
adalah yang pertama kali memahami rahasia ini dan secara khusus
mentransformasikan energi-energi tadi ke bentuknya yang suci dan sakral.
Kalau biasanya kita perlu waktu lama dan bertahun-tahun untuk
”mengendalikan diri”, Tantra secara langsung memfokuskan diri ke
permasalahan yang sebenarnya. Sehingga nantinya Shakti bisa menyatu
dengan Shiva di cakra mahkota.
Berikut beberapa pengetahuan penting dalam kundalini :
Kundalini adalah api energi kesadaran berupa gulungan yang terletak pada chakra pertama di pada dasar saraf tulang belakang.
Cakra
adalah titik pusat-pusat kesadaran yang berada sepanjang poros tulang
belakang. Terdapat tujuh cakra dalam tubuh halus kita. Ketika kundalini
dibangkitkan, dia tidak lagi menggulung tapi menjalar keatas laksana
ular api yang menyala, mendobrak setiap cakra, sampai akhirnya Shakti
[kundalini] menyatu dengan Shiva di Cakra Mahkota.
Nadi
adalah jaringan-jaringan halus dalam tubuh kita. Diantara ribuan nadi
terdapat 14 nadi yang penting, tapi yang terpenting adalah Ida, Pingala
dan Sushumna. Ida adalah saluran kiri, energi feminim yang dingin.
Pingala adalah saluran kanan, saluran maskulin yang panas. Sushumna
adalah saluran tengah.
Granthi adalah
tiga simpul energi penghalang dalam urat saraf kita yang terletak di
sepanjang Sushumna, yaitu : Brahma Granthi, Vishnu Granthi dan Rudra
Granthi.
Pembangkitan
kundalini dapat dilakukan dengan cara mandiri yang memakan waktu
bertahun-tahun atau pembangkitan dengan cara shaktipat [anugerah dari
satguru]. Pembangkitan kundalini bisa menyebabkan sindrom kundalini
akibat dari pembersihan pada setiap cakra dan pendobrakan granthi pada
saat kundalini bangkit. Ini banyak terjadi karena saat dibangkitkan, ida
dan pingala tidak dalam kondisi seimbang, tubuh tidak kuat dan bathin
kurang bersih. Efek yang terjadi bisa bermacam-macam, baik secara fisik
ataupun secara psikis [emosional].
Efek yang paling umum
terjadi adalah kita merasakan energi yang panas atau dingin atau getaran
halus mulai dari ujung tulang ekor sampai ke cakra mahkota. Beberapa
bisa bermanifestasi pada fisik seperti : tubuh bergetar, gerakan yang
halus namun tidak beraturan, melompat, kejang, bahkan ada yang tanpa
keinginan dapat bergerak membentuk mudra tertentu meskipun belum pernah
dipelajari sebelumnya. Efek-efek secara psikis [emosional] juga bisa
terjadi seperti : rasa sedih sampai menangis, rasa gembira sampai
tertawa atau berteriak sekuat tenaga. Efek lainya adalah efek niskala
dimana kita mendadak memiliki kepekaan yang luar biasa, dapat merasakan
dan melihat energi, saat meditasi melihat cahaya atau warna-warni, atau
pergi ke alam-alam halus.
Efek paling parah adalah ini bisa menyebabkan kita gila. Inilah salah satu sebab mengapa murid yang tepat menemukan guru pembimbing yang tepat adalah faktor kunci yang sangat menentukan dalam Tantra.
Sehingga dalam tradisi Tantra, hubungan guru-murid sangatlah penting.
Sesungguhnya simtom-simtom ini sangat tergantung pada diri kita sendiri
juga. Bagi orang yang bathinnya bersih dan tubuh fisiknya cukup kuat,
yang memiliki keseimbangan energi [ida dan pingala] dalam dirinya, yang
mungkin dirasakan adalah merasa ringan seperti melayang dan kedamaian
yang luar biasa. Guru yang benar akan membimbing dan membantu muridnya
menyeimbangkan ida dan pingala, penguatan tubuh fisik, dan pemurnian
lainnya sebelum kundalini dibangkitkan. Proses ini bisa dilakukan
melalui hatha yoga, meditasi, sumpah melaksanakan dharma, dll.
- Mantra Yoga [Japa Mantra]
Kalau
membaca Veda, kita akan mengetahui bahwa sebagian isi Veda adalah
berbentuk mantra. Setiap mantra adalah ”ditemukan” [tidak dibuat] oleh
para Maharsi melalui pengalaman kosmik mereka masing-masing, lalu
dipersembahkan kepada dunia melalui Veda dan Vedanta.
Kata
mantra berakar dari bahasa sansekerta ”mantrana” yang berarti petunjuk
atau pembimbing. Mantra adalah susunan kata berpengaruh yang sakral,
yang mana menghasilkan dampak tertentu bagi tubuh fisik dan pikiran
ketika dilantunkan dengan penuh bhakti dan konsentrasi. Sehingga
menghasilkan vibrasi energi spiritual. Setiap satu susunan mantra
terdiri dari : Matra [ukuran yang mengatur nada suara], Devata
[mahluk-mahluk alam luhur] atau Brahman [maha-kesadaran kosmik], Bija
[benih yang menambahkan kekuatan pada mantra], Shakti [energi yang
berbentuk mantra] dan Kilakam [pilar pendukung yang membuat mantra
menjadi kuat].
Tidak hanya setiap susunan mantra memiliki
makna, tujuan dan guna. Setiap unsur kata juga. Misalnya pada kata Hara
[kata akustik untuk memuja Shiva]. Ha menunjukkan ruang etherial
dan ra menunjukkan segala bentuk energi seperti krya shakti, energi
listrik, energi magnetik, dll. Jadi ha + ra berarti : "entitas yang
mengontrol seluruh ruang ether dan mengontrol seluruh energi di alam
semesta”.
Pengucapan mantra yang berulang-ulang disebut
Japa Mantra. Ini adalah jalan yang sangat tua, yang sudah ada sebelum
Veda dituliskan sebagai teks. Japa mantra terutama sangat berguna bagi
para sadhaka yang masih gelap bathinnya. Karena Japa Mantra adalah cara
paling gampang dan paling aman untuk pratyahara [penarikan
indriya-indriya dan pikiran], dari kesadaran dunia material menuju
kesadaran sejati. Melalui pengulangan mantra, kita memutar-mutar ulang
intisari kesadaran dalam diri. Ini menuntun kita menuju kebangkitan
kesadaran dalam diri.
Mantra adalah suara dan ketika suara
[mantra] ini dilantunkan berulang-ulang, vibrasinya bergetar secara
simultan dalam diri individu dan sistem kosmik. Ketika pada suatu titik
kita berhasil membangun kesejajaran antara vibrasi dalam diri individu
dengan vibrasi sistem kosmik, kita dapat merealisasi mantra siddhi
[seperti samadhi dalam meditasi].
Catatan : Mantra Yoga
bisa masuk Bhakti Yoga ataupun Raja Yoga. Tapi pada dasarnya ini adalah
sebentuk meditasi juga. Sehingga untuk pedoman dasar pelaksanaannya bisa
dibaca pada tulisan ”Pohon Raja Yoga”.
- Yajna [persembahan] disertai Puja Bhakti memuja Ista-Devata, terutama Shiva atau Shakti beliau [Durga, Kali, dll]
Melaksanakan
persembahan bagi para Shakta Tantra adalah tugas suci dan istimewa.
Puja Bhakti ini dilakukan dengan berbagai cara [misalnya :
upakara-upakara kita di Bali, Agni Hotra, dll].
Di alam
semesta ini ada energi suci yang disebut Amrta. Amrta adalah energi
hidup yang ada sebagai akibat adanya dinamika perputaran alam semesta
yang dijaga kestabilannya oleh para Dewa dengan menggunakan sarana dasar
Kurma atau Kura-Kura [simbolik api] dan Naga [simbolik air]. Atau dalam
bahasa yang lebih mendasar lagi adalah energi panas dan energi dingin.
Energi hidup yang disebut Amrta ini adalah energi yang sangat murni dan
suci, yang tidak bisa lain tempatnya adalah di pusat alam Satya Loka.
Amrta
adalah energi yang sangat dibutuhkan untuk evolusi bathin oleh semua
jiwa, termasuk jiwa-jiwa yang suci dan para dewa-dewi di empat lapisan
pertama alam Svah Loka. Apabila kita berhasil mempersembahkan Amrta itu
kehadapan para dewa-dewi tersebut, maka sebagai anugerah permohonan kita
akan dikabulkan [misalnya memohon kesuburan alam, keharmonisan, dll].
Kalau kita tidak memiliki permohonan, maka kita akan diberi anugerah
menempati salah satu alam Svah Loka [ketika kita meninggal nanti].
Dengan
memenuhi persyaratan, prinsip-prinsip dan aturan tata cara tertentu,
kita pun dapat memohon Amrta itu, baik untuk kepentingan diri sendiri
maupun untuk kepentingan mahluk lain. Inilah pengetahuan rahasia yang
diketahui oleh para Shakta Tantra melalui puja bhakti dan persembahan.
Persyaratan mutlak yang diperlukan adalah dengan mempersembahkan
makanan, minuman, api, tirta [air suci], dll, yang dapat menghidupkan
semua yang berjiwa, sebagai bahan dasar pengganti Amrta yang dimohon
itu. Semakin bersih dan tulus bathin kita dalam melaksanakan puja bhakti
dan persembahan, maka semakin murni pula Amrta yang diperoleh, karena
atman sang pemohon dapat masuk ke alam-alam yang lebih suci.
Untuk
mendapatkan Amrta itu, pemohon harus masuk ke alam Satya Loka dan untuk
itu seorang Shakta Tantra harus mengetahui mantra-mantra dan stawa yang
diperlukan. Lebih khusus lagi harus mengetahui siapa dewa atau dewi
penguasa alam tersebut [kepada siapa dimohonkan ijin, yang paling umum
adalah Dewa Shiva], serta mengenal sifat-sifat khusus dari masing-masing
alam yang dimasuki tersebut. Setelah melakukan proses penyucian pikiran
berulang-ulang [ada tata cara tertentu], akhirnya atman sang pemohon
bersama-sama bahan persembahannya dapat mencapai alam Satya Loka guna
mendapatkan Amrta yang diperlukan itu.
- Yantra atau Mandala
Kata
yantra dalam bahasa sansekerta berarti alat tenun, mesin atau alat
secara umum. Yantra atau mandala merupakan gambar matriks yang saling
bertautan berbentuk figur-figur geometris, lingkaran, segitiga dan pola
bunga berbentuk fraktal. Yantra dirancang sebagai gambar sakral yang
bisa mewujudkan visi multi dimensi bagi praktisi Tantra.
Yantra
berfungsi sebagai kanal [saluran] dengan para dewa dan kanal bagi
pengungkapan kebenaran kosmik. Yantra sebagai tehnologi spiritual,
mungkin tepat dibayangkan sebagai alat pemetaan alam bathin, yang bisa
membantu mengungkapkan secara visual bentuk-bentuk yang berlimpah-limpah
di alam semesta. Yantra mewujudkan gambar mistik cetakan konsep
jejak-jejak dinamis [atau katakan saja password] dari misalnya : alam
semesta, kesadaran, para dewa-dewi, dll.
Yantra bisa
digunakan dengan efektif oleh para shakta melalui darshana dan samyama.
Tapi manfaatnya juga bisa segera dirasakan bagi para shakta pemula yang
memiliki ketaatan pada guru, bathin yang bersih dan maksud yang baik.
- Meditasi dan pengalaman-pengalaman niskala.
Di
tingkat-tingkat awal belajar Tantra, murid diminta menyembah Dewa. Di
tingkat berikutnya, bersahabat dengan Dewa. Selanjutnya rahasia.
2. AJI PANGLIYAKAN [Tantra Tradisional Bali]
Bali
adalah Pulau Tantra. Di Pulau Tantra ini kata leak sudah sangat akrab
bagi telinga banyak orang. Leak sebenarnya adalah salah satu aliran dari
ajaran Tantra. Sayangnya karena ajaran leak cenderung tertutup dan
rahasia [seperti umumnya ajaran Tantra], di Bali dikenal dengan ”aja
wera” [tidak boleh diceritakan], akibatnya banyak yang salah paham dan
cenderung mengidentikkan leak dengan hal-hal negatif. Seperti ilmu untuk
menyakiti, memakan mayat manusia di kuburan, berubah wujud menjadi yang
seram-seram, dll. Ini pemahaman yang tidak sepenuhnya benar.
Aji
pangliyakan pada dasarnya adalah ajaran dharma [Tantra] yang bertujuan
untuk merealisasi kamoksan [pembebasan], yaitu pembangkitan energi dalam
diri dengan sarana aksara suci. Dalam aksara Bali tidak ada huruf leak,
yang ada adalah : LIYA AK yang berarti lina aksara [memasukkan dan
mengeluarkan kekuatan aksara dalam tubuh melalui cara-cara tertentu].
Energi aksara ini disebut Panca Gni Aksara [Lima Huruf Api]. Karena
ketika mencapai puncaknya akan mengeluarkan cahaya [jyoti, teja] melalui
lima pintu indra tubuh, yaitu : telinga, mata, mulut, ubun-ubun dan
alat kelamin. Sehingga seolah-olah mengeluarkan api [ngendih].
Lima aksara tersebut adalah Si, Wa, Ya, Na, Ma.
- Si adalah energi manifestasi Hyang Parama Acintya [Tuhan].
- Wa adalah energi anugerah.
- Ya adalah energi jiwa.
- Na adalah energi kekotoran bathin yang menutupi kesadaran.
- Ma adalah energi ke-aku-an [ahamkara] yang membelenggu kesadaran.
Tidak
mudah mempelajari aji pangliyakan, ilmu ini sangat rumit dan sangat
rahasia. Agar jalurnya benar diperlukan bathin yang bersih. Karena itu
sebelum belajar aji pangliyakan terlebih dahulu harus diketahui otonan
kita. Hal ini sangat penting, karena dari otonan bisa diketahui karakter
dasar orang tersebut. Dari sini seorang guru bisa berhati-hati
memberikan pelajaran ini, karena kalau tidak murid akan celaka oleh ilmu
ini.
- Secara singkat, inilah proses belajar Aji Pangliyakan
1.
Murid harus mewinten [inisiasi] Brahma Widya [dalam bahasa lontar
NGERANGSUKIN KAWISESAN], pada hari baik yang dipilih oleh sang guru.
2.
Murid diperkenalkan dengan AKSARA. Setelah murid paham, pada saat
kajeng kliwon enyitan, murid dan guru ke kuburan. Disini murid melepas
seluruh busananya, tanpa sehelai benangpun, lalu oleh sang guru murid
dirajah seluruh tubuh dari atas sampe bawah.
Setelah
proses pembangkitan energi dalam diri dengan sarana aksara suci ini
selesai, barulah murid disebut sah dan boleh diajarkan oleh sang guru.
Kemudian murid disumpah oleh sang guru dengan 5 sumpah yang harus
dilaksanakan dengan sangat ketat, yaitu :
- Hormat dan taat dengan ajaran yang di berikan oleh guru.
- Selalu melakukan japa mantra [mantra yoga] memuja Dewa Siwa dan Dewi Durga [Shiva dan Shakti].
- Tidak boleh menggunakan ilmu ini untuk menyakiti dan selalu menjalankan dharma.
- Tidak boleh mengeluarkan ilmu ini kalau tidak terpaksa [membela diri].
-
Tidak boleh memakan daging hewan berkaki empat dan tidak boleh
melakukan aktifitas seks [bagi yang belum menikah] atau tidak boleh
selingkuh [bagi yang sudah menikah].
3. Murid diajarkan Pranayama, bagaimana mengendalikan pernafasan [dalam bahasa lontar MEKEK ANGKIHAN].
4. Murid diajarkan visualisasi, dibuka mata ketiganya [dalam bahasa lontar NINGALIN SANGHYANG MENGET].
5.
Murid diajarkan tattwa tentang sadhana [praktik perilaku keseharian
yang bersih], melindungi diri dengan dharma : welas asih dan kebaikan,
bathin yang tenang-seimbang, bebas dari sad ripu [dalam bahasa lontar
PENGRAKSA JIWA].
6. Murid diajarkan berbagai Asana dan
Mudra, kombinasi antara gerak pikiran dengan gerak tubuh. Salah satu
asana mirip sekali dengan Shiva Nataraja, karena itu di Bali orang yang
belajar aji pangliyakan sering disebut NENGKLENG [berdiri dengan kaki
satu].
7. Murid diajarkan meditasi [dalam bahasa lontar
NGEREGEP]. Dengan duduk bersila tangan disilangkan di depan dada, sambil
mengatur pernafasan sehingga pikiran kita tenang-seimbang dalam
meditasi.
8. Murid diajarkan ngereh atau ngelekas, berada
diluar badan, bagaimana cara melepas roh melalui kekuatan pikiran [dalam
bahasa lontar MULIH SANGHYANG ATMA RING BAYU SABDA IDEP]. Hal ini
adalah hal yang menjadi tugas spiritual seluruh penekun Tantra [apapun
jalannya], yaitu belajar mati.
Tepat
jam 12 malam kita diwajibkan untuk meditasi sambil mencoba melepas
atman dari tubuh fisik. Ketika ini dilaksanakan, kita akan melihat tubuh
fisik kita terbujur kaku tanpa daya, namun kesadaran kita sudah pindah
ke badan halus. Disinilah kita disebut berhasil dalam aji pangliyakan.
Tapi ini cukup berbahaya kalau bathin tidak bersih dan tidak waspada,
karena kalau bathin tidak bersih kita bisa keliru atau bahkan kita bisa
tersesat di alam halus. Kalau sampai tersesat dan lama, bisa mati suri
atau bahkan mati.
Kalau dilaksanakan dengan benar dan
dengan dasar bathin dan keseharian yang bersih, maka energi yang
dibangkitkan dalam diri kita serta sensasi-sensasi meditasi dalam aji
pangliyakan akan sangat membantu percepatan pembersihan bathin kita.
Tapi energi shakti dan sensasi-sensasi meditasi itu sendiri bukanlah
tujuan, hanya metode yang digunakan untuk menuju pembebasan [moksha].
- Mengapa Leak identik dengan kuburan
Dalam
tradisi Tantra, sebagian aktifitas penganut Tantra memang dilakukan di
kuburan. Bagi orang awam ini menimbulkan prasangka dan tuduhan tidak
berdasar dengan menyebut leak ke kuburan untuk memakan mayat atau
meningkatkan ilmu hitam. Kalau kita membaca lontar “tatwaning ulun
setra” kita akan tahu kalau kuburan adalah tempat yang paling baik bagi
praktisi leak. Inilah sebabnya :
1. Kuburan adalah tempat
yang ideal, karena selain sepi, kuburan juga adalah tempat suci. Ajaran
Tantra umumnya adalah ajaran sangat rahasia, sehingga orang yang
mempelajari ilmu ini harus di tempat yang sepi [jarang didatangi orang].
Kuburan adalah tempat suci dimana para roh berkumpul dalam pergolakan
bathin dan pergolakan berbagai macam energi. Karena itulah dalam tradisi
leak, seorang guru menginiasi dan merajah muridnya di kuburan.
2.
Siapapun kita [orang kaya-miskin, terhormat-hina, cerdas-bodoh,
sukses-gagal] semuanya akan berakhir di kuburan. Sehingga salah satu
tugas praktisi Tantra adalah melakukan meditasi kematian di kuburan.
Dalam Tantra ini disebut Meditasi Kavalika, belajar mati. Kalau kita
rajin meditasi kematian, merenungkan kematian, melepas roh dari tubuh,
kita bukan saja akan menemukan makna kehidupan disana, tapi sekaligus
juga ketika kita mati kita sudah benar-benar sangat siap menyambut
kematian. Di Jawa, tradisi Tantra ini di sebut tirakat.
3.
Salah satu tugas dharma praktisi Tantra adalah membimbing roh-roh yang
kebingungan di alam kematian menuju cahaya [jyoti] yang bisa
mengantarnya ke alam-alam luhur [sesuai karma masing-masing]. Sehingga
ketika ada orang baru meninggal, praktisi Tantra wajib datang ke
kuburan untuk setidaknya [minimal] memberikan berkah doa kepada yang
meninggal. Sambil membawa kelapa gading untuk dipercikkan sebagai tirta,
praktisi liyak memberi berkah doa : ”ong, gni brahma anglebur panca
maha butha, anglukat sarining merta, mulihankene kite ring betara guru,
tumitis kita dadi manusia mahutama, ong rang sah, prete namah’”.
4.
Seperti halnya perkumpulan spiritual lainnya, pada hari-hari tertentu
[umumnya malam kajeng kliwon] para shakta aji pangliyakan akan berkumpul
untuk mengadakan puja bakti bersama memuja Shiva, Durga dan Bhairawi.
Ini biasanya dilaksanakan di Pura Dalem, Pura Prajapati atau di Kuburan.
Ini sering disalahpahami oleh orang awam sebagai sangkep leak.
- Tingkatan-tingkatan Leak
Leak mempunyai tujuh tingkatan sesuai dengan apa yang dipelajari yang didukung oleh kebersihan bathinnya sendiri, yaitu :
1. Liyak Barak [Brahma]. Leak ini baru bisa mengeluarkan cahaya merah api.
2. Liyak Bulan.
3. Liyak Pemamoran.
4. Liyak Bunga.
5. Liyak Sari.
6. Liyak Cemeng Rangdu.
7.
Liyak Siwa Klakah. Leak inilah yang tertinggi. Sebab dari ketujuh
cakranya bisa mengeluarkan cahaya sesuai dengan kehendak bathinnya.
- Penyimpangan Aji Pangliyakan
Salah
satu aspek dari output belajar aji pangliyakan adalah membuat kita
menjadi sakti. Setiap tingkatan leak mempunyai kekuatan tertentu. Di
sinilah seorang shakta aji pangliyakan sering terjebak. Kalau bathin
kurang bersih, apalagi emosi labil, ilmu ini akan berbalik merugikan
kita, kita bisa terjebak menyalahgunakan ilmu ini untuk menyakiti.
Karena itulah sang guru sangat sangat ketat dalam mengajarkan muridnya,
murid harus dijaga sekali sadhana-nya.
Selain itu, dalam
sejarahnya memang terjadi penyimpangan dalam aji pangliyakan ini. Muncul
aliran yang memang spesial mempelajari ilmu untuk menyakiti. Ini
disebut Pengiwa [artinya : tangan kiri], karena setiap menarik energi
selalu memasukan energi dari belahan badan bagian kiri. Misalnya :
teluh, desti atau nerangjana. Aji pangliyakan yang sebenarnya
dimodifikasi dan dirancang ulang, khusus agar bisa membikin celaka,
sakit, mati, dll, melalui aspek kekuatan pikiran yang gelap. Inilah
aliran yang bersifat negatif, khusus belajar untuk bagaimana cara
menyakiti orang. Sebabnya bisa macam-macam, seperti misalnya : balas
dendam, iri hati, ingin lebih unggul, ingin disegani, dll.
Cara
paling mendasar adalah dengan memancing orang lain agar dia emosi atau
melakukan kesalahan pada kita. Setelah itu barulah ilmu ini bisa leluasa
digunakan untuk menyakiti. Karena itu kita sebenarnya bisa saja
menghindarkan diri disakiti oang dengan ilmu ini. Orang yang baik hati
serta bathin dan kesehariannya bersih [tidak marah, tidak dendam, tidak
sombong, tidak curigaan, tidak berpikiran negatif], apalagi rajin
meditasi, sembahyang dan melukat, dijamin sampai capek dan berbuih mulut
komat-kamit baca mantra, tidak akan bisa disakiti. Ini karena
berlakunya hukum semesta, kekuatan pikiran yang gelap hanya akan bisa
masuk dan bekerja pada pikiran yang juga gelap.
Sejatinya
bagi praktisi pengiwa hal ini beresiko sangat besar dan sangat merugikan
praktisinya. Karena dalam Shakti Yoga, kalau kita berpraktek secara
salah, apalagi digunakan untuk menyakiti, setelah mati kita akan
langsung meluncur ke alam bawah, ke alam para ashura.
PENUTUP
Penjelasan
diatas hanya dua contoh dari ajaran-ajaran terkait Sakti Yoga. Banyak
yang lain sebenarnya, terutama di Bali yang merupakan Pulau Tantra,
seperti Aji Pangidep Ati, yaitu pembangkitan Panca Kanda : Kanda Pat
Bhuta menjadi kaweruhan, Kanda Pat Rare menjadi kawisesan, Kanda Pat
Dewa menjadi kesaktian, Kanda Pat Sari menjadi kadiatmikan dan Kanda Pat
Atma menjadi kamoksan [pembebasan]. Atau contoh lainnya adalah Shiva
Shidanta.
Inti dari Shakti Yoga ini adalah memanfaatkan
energi semesta sebagai sarana [yang sangat cepat] guna merealisasi
pembebasan. Hanya saja orang biasa seperti kita tidak usah berusaha
memahami jalan-jalan Shakti Yoga secara mendalam, kecuali kalau kita
memang mempelajari dan menekuninya. Sudah mempelajari dan menekuninya
juga harus dengan bimbingan guru yang benar, karena beresiko dan
berbahaya. Dalam kacamata orang biasa, banyak bagian dari ajaran Shakti
Yoga mungkin akan kelihatan aneh atau diluar kebiasaan. Kita akan dibuat
bingung atau berpikir keras, jadi lebih baik tidak usah dipikirkan.
Terlebih lagi karena disini Rumah Dharma hanya menjelaskan Shakti Yoga
sekilas saja dan sangat tidak lengkap. Hanya sekedar sekilas info saja
untuk mengenalkan bagian rahasia dari ajaran Hindu.
Tapi
ada bagian dari ajaran Shakti Yoga ini yang bisa dilakukan semua orang,
bisa dilakukan oleh siapa saja, karena tidak ada bahaya atau resiko
apa-apa, yaitu melukat. Kalau dilakukan dengan benar dan rutin,
distribusi energi luhur dengan melukat bisa membantu evolusi bathin
kita. Dari kotor menuju bersih, dari tidak seimbang menjadi seimbang,
dari gelap menuju terang.
Rumah Dharma – Hindu Indonesia
12 Desember 2010
sumber :: http://www.facebook.com/rumahdharma
SUKSEMA !!Pembasahannya sangat Bagus !!
BalasHapus