Di negara-negara barat [eropa dan amerika], yoga dan meditasi setiap tahun tingkat pertumbuhannya pesat sekali. Selain karena pencarian akan makna hidup dan kedamaian bathin, juga karena orang barat mulai sadar akan manfaat yoga dan meditasi yang begitu baik bagi mental dan spiritual. Hal ini mungkin patut dijadikan bahan renungan bagi kita semua, orang barat belajar yoga dan meditasi, tapi sebagian dari kita penganut Hindu malah meninggalkan kekayaan spiritual kita ini. Sehingga ada baiknya, bila ada sebagian dari kita yang belum pernah belajar meditasi, bisa belajar meditasi melalui Rumah Dharma.
Ada banyak sekali tehnik meditasi. Dan meditasi yang akan kita pelajari ini adalah Pranayama Dhyana, salah satu tehnik meditasi tertua di India [sudah ada setidaknya sejak jaman Veda]. Meditasi ini demikian sederhana, sehingga bisa dipelajari sendiri di rumah.
SEBELUM MEDITASI
Sebelum memulai meditasi, ucapkanlah Gayatri Mantra.
Dan kita mulai meditasi dengan suatu tekad, kita meditasi tidak hanya untuk diri kita sendiri, tapi juga meditasi untuk semua mahluk. Dengan meditasi bathin kita menjadi damai, tenang-seimbang dan bahagia, serta kecenderungan negatif kita seperti kemarahan, kebencian, kesombongan, dll, akan jauh berkurang. Dengan lebih sedikit marah dan benci, kita lebih sedikit melukai hati dan perasaan mahluk lain. Dengan lebih rendah hati, kita bisa menghormati orang lain dan menghormati perbedaan secara lebih baik. Dengan lebih sedikit serakah, kita lebih sedikit membuat orang lain menderita. Dengan lebih tenang-seimbang, kita lebih sedikit membunuh nyamuk dan serangga, dll-nya. Dengan kata lain, kembali ke awal, meditasi kita mulai dengan suatu tekad, kita melaksanakan meditasi tidak hanya untuk diri kita sendiri tapi sekaligus juga untuk semua mahluk.
SARANA
1. Alas duduk.
Pakailah alas duduk atau bantalan yang cukup tebal [sekitar 5 cm], tujuannya untuk menghindari tubuh fisik kontak langsung dengan energi gravitasi bumi. Seandainya tidak ada tidak apa-apa, tapi kalau ada seperti itu lebih baik.
2. Pakaian.
Gunakan pakaian yang longgar [tidak ketat atau mengikat], tipis dan terbuka, agar tidak terlalu mengganggu kelancaran sirkulasi nadi dan energi tubuh. Semakin bebas semakin baik. Akan tetapi kalau tinggal di daerah dingin [misalnya di pegunungan] dimana ini tidak memungkinkan [juga tidak baik karena suhu dingin], selimutilah tubuh dengan kain tebal, yang penting pakaian tetap tidak ketat atau sifatnya mengikat bagian tubuh kita. Seandainya tidak bisa tidak apa-apa, tapi kalau bisa seperti itu lebih baik.
LOKASI
Meditasi sebenarnya bisa dilakukan dimana saja. Kalau untuk di rumah, paling baik kalau kita melakukannya di tempat yang memiliki vibrasi energi, seperti : sanggah atau merajan di rumah, di kamar suci atau setidaknya di depan pelangkiran di kamar. Karena vibrasi tempat-tempat itu bisa membantu kita dalam meditasi. Seandainya tidak bisa tidak apa-apa, cukup cari tempat yang nyaman saja, tapi kalau bisa seperti itu lebih baik.
WAKTU
Meditasi sebenarnya bisa dilakukan kapan saja. Tapi baik kalau kita melakukannya antara jam 03.00 - 06.00 dini hari. Pertama karena saat itu udara bersih dan segar, kedua karena energi alam yang halus cenderung bebas dari gangguan vibrasi lain. Dengan catatan khusus faktor waktu ini bukanlah sebuah pakem, yang paling baik kita sendirilah yang menentukan kapan akan meditasi sesuai kondisi diri kita masing-masing.
ASANA [SIKAP BADAN]
1. Badan.
Badan mengambil sikap tubuh [asana] dengan padma asana atau padmasana, yaitu posisi duduk berbentuk bunga padma.
foto : padma asana
Atau boleh juga mengambil sikap tubuh [asana] dengan ardha padmasana, yaitu posisi duduk berbentuk setengah bunga padma.
foto : ardha padmasana
Sikap tubuh terbaik adalah yang paling membuat kita merasa nyaman. Silahkan bebas memilih yang mana yang kita paling merasa nyaman.
2. Punggung.
Keadaan tulang punggung harus tegak lurus. Tujuannya untuk menghindari bangkitnya api kundalini [kundalini shakti] tanpa disadari. Bila kita belum biasa dengan posisi punggung tegak lurus ini, kita bisa mula-mula melatihnya dengan bersandar pada dinding.
LIDAH
Tekuk ujung lidah keatas agar menyentuh langit-langit mulut. Ini terkait dengan sirkulasi energi dalam tubuh kita.
MUDRA
Ada ratusan jenis mudra dengan fungsinya masing-masing. Tapi disini yang kita gunakan adalah Jnana Mudra. Letakkan kedua tangan diatas lutut [kaki] dan gunakan Jnana Mudra. Tiga jari menghadap keluar [melepas], tujuannya untuk melepaskan [melampaui] Tri Guna : Sattvam, Rajas, Tamas, melalui ketiga jari. Ujung ibu jari bertemu dengan ujung telunjuk, tujuannya adalah keheningan bathin [membentuk angka nol]. Keheningan sempurna. Mudra ini adalah mudra kosmik penyatuan kesadaran dengan kesadaran universal.
foto : jnana mudra
PRANAYAMA SEBAGAI OBYEK MEDITASI
Setelah melakukan semua hal yang diuraikan diatas, pejamkan mata anda. Kemudian laksanakan ketiga hal ini secara bersamaan :
1. Tarik nafas perlahan dari hidung dalam-dalam, simpan sebentar, lalu lepaskan pelan-pelan. Lakukan dengan berirama teratur.
2. Pada saat yang bersamaan >>> pada saat menarik nafas, hitung tarikan nafas ini [dalam hati] sebagai : "satu", pada saat melepas nafas, hitung pelepasan nafas ini [dalam hati] sebagai : "dua". Tarikan nafas berikutnya hitung sebagai "tiga" dan kemudian pelepasan nafas hitung sebagai "empat". Terus demikian sampai hitungan "delapan". Setelah "delapan" kembali ulangi lagi dari awal [dari "satu"]. Demikian seterusnya. Catatan : jumlah hitungannya jangan lebih atau kurang dari delapan. Hitunglah dari satu s/d-delapan saja, jangan diubah-ubah.
3. Pada saat yang bersamaan >>> fokuskan seluruh konsentrasi pikiran kita untuk mengamati udara yang keluar masuk. Amati pergerakan udara dari dia mulai masuk ke hidung kita, mengalir ke dalam paru-paru kita, diam sejenak di dalam paru-paru kita, kemudian mengalir keluar dari paru-paru kita. Demikian seterusnya.
Penting : Lakukan ketiga hal ini secara bersamaan, dengan berirama teratur.
LIMA TAHAP MEDITASI
Lakukanlah meditasi setiap hari secara rutin. Minggu pertama cukup 10 menit. Minggu berikutnya tingkatkan jadi 20 menit. Terus demikian sampai kita bisa meditasi antara 30 menit s/d 1 jam.
Berikut adalah serangkaian tahapan dalam perjalanan meditatif kita :
1. PRATYAHARA - berusaha "memegang" obyek.
Pratyahara berarti penarikan indriya-indriya dan pikiran dari obyek-obyek luar. Caranya adalah dengan konsentrasi atau berusaha "memegang" obyek meditasi. Pada mulanya, jadikanlah ujung hidung sebagai tempat mengamati keluar-masuknya nafas. Berusahalah sungguh-sungguh konsentrasi, tapi tetaplah santai. Kalau kita sungguh-sungguh, rata-rata bagi orang kebanyakan dalam waktu 3 bulan tahap pertama ini akan terlewati. Kita sudah bisa berkonsentrasi dengan baik, objek mulai jelas dan sudah tertangkap dgn baik.
2. DHARANA - "memegang" obyek dengan baik.
Dharana berarti konsentrasi telah terbentuk. Bila setiap meditasi obyek sudah dapat terpegang dengan baik, berarti kekuatan konsentrasi kita sudah terbentuk. Jangan terbelokkan oleh apapun yang muncul, selalu kembali konsentrasi pada obyek meditasi [keluar-masuk nafas] dengan baik.
3. DHYANA - memasuki meditasi.
Dhyana berarti meditasi [yang mantap]. Apabila kita telah dapat "memegang" obyek meditasi dengan baik, maka "saluran-saluran energi" dalam tubuh kita akan mulai terbuka dan berkembang. Inilah tahap memasuki meditasi. Pada setiap orang akan mengalami pengalaman yang berbeda-beda, ada juga yang seolah tidak mengalami hal ini tapi langsung ke tahap 4 [samprajnata samadhi].
Bagi yang mengalami, sensasinya bermacam-macam. Ada yang melihat cahaya biru kecil, ada yang melihat cahaya dari langit menghujam ke seluruh badan, ada yang melihat cahaya warna-warni yang indah sekali, ada yang tubuhnya merasa ringan sampai seperti terbang, ada yang merasa terangkat dari tempat duduknya, ada yang merasa tubuhnya membesar atau sebaliknya tubuhnya mengecil, dll.
Ada juga yang [kadang-kadang, jarang] menerima seperti wangsit atau suruhan melalui suara yang masuk. Hati-hatilah disini, apalagi bila kita tidak memiliki guru pembimbing, karena mungkin saja itu adalah suara mahluk-mahluk bawah. Kalau kita mendengar suara apapun atau mengalami apapun, abaikan saja kembalilah pada obyek meditasi. Karena kita bukan mencari kesaktian atau mau jadi paranormal. Kalau kita meladeni-nya, meditasi kita akan menyeleweng dari makna dan tujuan meditasi. Kita harus sadar bahwa kita sedang meditasi, kembalilah kepada obyek meditasi, agar kita melangkah maju ke tahap berikutnya.
Pada semua kejadian ini kita sama sekali tidak perlu merasa takut, sadari saja dan kembalilah ke obyek. Seringkali para pemula yang tidak mengerti merasa takut dan tidak berani meditasi lagi. Padahal sesungguhnya inilah kemajuan dari meditasi yang akan dialami oleh yogi yang benar.
4. SAMPRAJNATA SAMADHI.
Sebagian yogi seolah tidak mengalami tahap ketiga [karena untuk mereka berlangsung sangat-sangat singkat], tapi langsung ke tahap ke-4 ini. Sebabnya adalah karena kondisi bathin dan kondisi badan halus setiap orang yang berbeda-beda.
Di tahap ini muncullah cahaya yang sangat terang [tapi sejuk, tidak menyilaukan], yang kita lihat semata-mata hanya cahaya. Kita akan berada pada puncak kebahagiaan-kedamaian yang luar biasa. Tidak seperti kenikmatan nafsu duniawi, tapi sebentuk rasa damai luar biasa yang sulit untuk dijelaskan. Biasanya berlangsung hanya sekitar 1-3 detik saja, kemudian kita sadar dari meditasi. Selepas ini pikiran kita plong sekali, ringan bagaikan kapas. Kita merasa sangat damai dan bahagia. Tidak ada beban lagi, tidak ada penderitaan, pikiran benar-benar bebas lepas bagaikan berada di Svarga Loka. Inilah tahap ke-4, atau samprajnata samadhi yang sedang kita alami.
Pikiran yang sudah diajak berlatih meditasi dengan tekun, akan membersihkan kegelapan-kegelapan bathin. Ketika bathin kta dalam keadaan bersih, dia ringan bagaikan kapas, dia damai dan bahagia. Tidak ada beban yang negatif lagi. Semua sad ripu [kegelapan bathin] tidak ada lagi dan kita benar-benar bebas lepas. Kondisi bathin kita ini akan berlangsung dalam jangka waktu cukup lama.
Kalau kita tidak berhenti disini dan meditasinya diteruskan, kita akan masuk tahap ke-5 yaitu Asamprajnata Samadhi.
5. ASAMPRAJNATA SAMADHI.
Laksana menikmati sebuah pemandangan yang sungguh indah, awalnya kita terpesona dan takjub [tahap 3], setelah itu timbul kedamaian-kebahagiaan [tahap 4].
Setelah kedua proses ini batin mulai normal kembali dan tenang-seimbang, inilah upeksha. Pada tahap upeksha ini, batin sepenuhnya hening. Tidak ada lagi gejolak. Ibarat air laut, tidak ada riak gelombang lagi. Batin benar-benar tenang-seimbang. HENING. Dan antara subjek dan objek sudah manunggal, tidak bisa dibedakan lagi mana subjek dan mana objek. Nafas adalah aku, aku adalah nafas. Kemanunggalan yang sulit dijelaskan, Asamprajnata Samadhi.
Sangat baik kalau kita bisa mencapai tahap samadhi [tahap 4 dan 5] dalam meditasi. Tapi tahap samadhi bukanlah puncak perjalanan. Disebutkan dalam Yoga Sutra, semakin sering kita mengalami samadhi dalam meditasi, maka kesadaran kita akan semakin meningkat dan meningkat terus.
Catatan : Untuk dapat sampai ke tahap 3, tahap 4 apalagi tahap 5 meditasi ini sesungguhnya memerlukan jangka waktu praktek meditasi yang sangat panjang. Kecuali kita punya "berkah khusus" dalam kelahiran kita. Sehingga dan penting untuk selalu diingat bahwa Meditasi adalah PERJALANAN TANPA TUJUAN. Memiliki target pencapaian justru akan membangunkan dualitas dan menimbulkan konflik bathin dalam diri kita. Sehingga harus kita tekankan ke diri sendiri : "meditasi ya meditasi, tidak ada hasil dan tidak ada tujuan".
Kalau kita rajin dan tekun meditasi, tanpa mencapai tahap 3 dst-nya, sesungguhnya itu sudah sangat membantu pembersihan bathin kita sendiri. Silahkan coba dan rasakan sendiri.
Selamat berlatih. Semoga berguna !
Rumah Dharma – Hindu Indonesia
01 Oktober 2010
sumber :: http://www.facebook.com/rumahdharma
Tidak ada komentar:
Posting Komentar