Minggu, 17 Juni 2012

Punarbhava

Mempersiapkan Kelahiran Kembali [Punarbhava] Yang Baik

oleh Rumah Dharma - Hindu Indonesia pada 5 Juni 2012 pukul 15:39 ·
Idealnya dalam kelahiran sebagai manusia ini, kalau kita mampu usahakanlah mencapai moksha [pembebasan], kalau kita belum mampu usahakanlah mencapai alam-alam dewa [svah loka], kalau itu juga belum mampu paling tidak usahakanlah mempersiapkan kelahiran kembali dimana kita bisa memperoleh kesempatan untuk mengalami kemajuan spiritual.

Dalam kelahiran berulang-ulang sebagai manusia, tidak semua orang dapat mengalami evolusi bathin atau kemajuan spiritual. Banyak yang hanya hanya terus berputar-putar naik turun begitu saja dalam roda samsara. Itupun masih untung kalau tidak mengalami kejatuhan [terlahir kembali sebagai mahluk-mahluk rendah].

Ada tiga macam perputaran dalam roda samsara yang tidak diharapkan, yaitu :

1. Duhka punarbhava – Yaitu : dari kelahiran manusia, terlahir kembali “turun tingkat” menjadi binatang atau mahluk-mahluk bhur loka.

2. Sangskara punarbhava – Yaitu : dari kelahiran manusia, terlahir kembali tetap menjadi manusia, yang hanya terus berputar-putar naik turun begitu saja.

Misalnya [contoh] : sekarang lahir menjadi orang miskin, karena miskin dia demikian rajin berdoa, karena rajin berdoa kelahiran berikutnya “naik” menjadi orang kaya. Begitu lahir jadi orang kaya dia pelit dan sombong, sehingga kelahiran berikutnya “turun” lagi menjadi orang miskin. Demikian terus berputar.

3. Parinama punarbhava – Yaitu : dari alam-alam dewa, terlahir kembali menjadi manusia untuk proses “naik tingkat” kesucian, tetapi justru malah menjadi jatuh turun tingkat.

Ada lima syarat bagi kita untuk dapat mengalami evolusi bathin atau kemajuan spiritual dalam kelahiran sebagai manusia. Sekaligus inilah kewajiban minimal kita dalam kehidupan kalau serius di jalan dharma, yaitu
:

- 1. DAPAT TERLAHIR SEBAGAI MANUSIA.
Kelahiran sebagai manusia sangatlah utama, layaknya kita mendapat berkah berlian dalam roda samsara. Karena hanya dengan terlahir sebagai manusia kita dapat mengalami kemajuan spiritual. Terlahir sebagai binatang atau mahluk-mahluk bhur loka, terlalu banyak kesengsaraan. Menjadi dewa di svah loka terlalu banyak kebahagiaan. Hanya dalam kehidupan sebagai manusia kesengsaraan dan kebahagiaan seimbang, sehingga ideal bagi evolusi jiwa. Sehingga para dewa di svah loka-pun kalau ingin “naik tingkat” harus lahir kembali sebagai manusia.

Bagaimana memutar karma agar dapat terlahir sebagai manusia ?
Tumbuhkanlah sifat welas asih yang mendalam dan banyak-banyaklah melakukan kebaikan-kebaikan. Hindari memelihara kegelapan bathin seperti iri hati, marah, benci, dendam. Serta jangan menyakiti, apalagi sampai membunuh. Karena untuk dapat terlahir sebagai manusia kita memerlukan akumulasi karma baik yang sangat banyak.

- 2. DAPAT LAHIR DI KELUARGA YANG SECARA EKONOMI BERKECUKUPAN.
Kalau kita lahir di keluarga [mohon maaf] miskin, sebagian besar waktu kita dalam hidup akan kita habiskan untuk urusan mencari makan dan urusan bertahan hidup saja, sehingga hanya ada sedikit sekali waktu untuk mempelajari dan mempraktekkan ajaran dharma yang mendalam.

Bagaimana memutar karma agar dapat terlahir di keluarga yang secara ekonomi berkecukupan ?
Banyak-banyak melakukan kebaikan, kebaikan dan kebaikan. Banyak memberi dan jangan pelit. Kalau dalam kehidupan ini kita pelit, jarang memberi dan jarang melakukan kebaikan, pada kelahiran berikutnya kita akan terlahir di keluarga miskin.

- 3. DAPAT LAHIR DI KELUARGA DAN LINGKUNGAN DENGAN MORALITAS YANG BAIK.
Kalau kita lahir di keluarga dan lingkungan dengan moralitas yang tidak baik, kita pasti akan terpengaruh kalau sejak awal kita dikelilingi oleh orang-orang dengan moralitas tidak baik, seteguh apapun kita. Kalau hidup kita dikelilingi dengan para pemabuk, cepat atau lambat kita juga akan ikut mabuk-mabukan. Kalau hidup kita dikelilingi dengan orang-orang yang gemar selingkuh, cepat atau lambat kita juga akan ikut selingkuh. Dsb-nya.

Bagaimana memutar karma agar dapat terlahir di keluarga dan lingkungan dengan moralitas yang baik ?
Jauhi dalam hidup ini untuk melakukan kegiatan-kegiatan melanggar dharma, seperti : narkoba, selingkuh, mencuri, korupsi, memanipulasi orang lain, minuman keras, menipu, judi, dsb-nya. Kalau dalam kehidupan ini moralitas kita tidak baik, pada kelahiran berikutnya kita akan terlahir di keluarga dan lingkungan dengan moralitas tidak baik.

- 4. DAPAT BERJODOH DENGAN AJARAN RELIGIUS YANG TERANG.
Tanpa berjodoh dengan ajaran religius yang terang, sangat mungkin kita mengalami kebingungan, sehingga proses evolusi bathin atau kemajuan spiritual kita cenderung sulit, lambat dan berat. Karena kita berada dalam avidya [ketidak-tahuan].

Bagaimana memutar karma agar dapat berjodoh dengan ajaran religius yang terang ?
Tumbuhkanlah sifat welas asih yang mendalam dan banyak-banyaklah melakukan kebaikan-kebaikan. Pertama, karena untuk dapat bertemu dengan ajaran religius yang terang dalam kehidupan kita memerlukan akumulasi karma baik yang sangat banyak. Kedua, karena untuk dapat paham dan tersambung dengan ajaran religius yang terang, kita juga memerlukan akumulasi karma baik yang sangat banyak. Sering terjadi seseorang sudah bertemu langsung dengan ajaran religius yang terang, tapi dia gagal paham dan tersambung, sebabnya karena bathinnya masih gelap dan akumulasi karma baiknya belum cukup.

Yang tidak kalah pentingnya adalah jangan sekali-sekali fanatik. Jangan pernah merendahkan, menjelekkan atau menghina ajaran, kitab suci atau ritual lain yang tidak kita anut. Sekalipun bagi kita ajaran dan kitab suci mereka “salah” atau “palsu”. Lebih baik katakan ke diri sendiri : “bukan ajaran, kitab suci atau ritual lain tersebut yang salah atau palsu, tapi sayalah yang belum memahaminya”. Karena kalau kita merendahkan, menjelekkan atau menghina ajaran, kitab suci lain, ini sangat berbahaya, karena tanpa sadar kita sudah menutup pintu kita sendiri. Besar kemungkinan di kelahiran berikutnya kita tidak akan bertemu ajaran religius yang terang. Sebaliknya justru akan berjodoh dengan ajaran religius yang berpandangan keliru dan menjerumuskan.

- 5. DAPAT BERJODOH UNTUK BELAJAR DARI SEORANG SATGURU.
Kalau kita dapat berjodoh dengan seorang satguru, terutama kalau gurunya kelahirannya suci, proses evolusi bathin atau kemajuan spiritual kita dalam satu kehidupan ini saja akan maju sangat pesat. Pintu menuju pembebasan yang abadi akan dapat kita lihat dan masuki.

Bagaimana memutar karma agar kita dapat berjodoh untuk belajar dari seorang satguru ?
Kurang lebih sama dengan memutar karma agar kita berjodoh dengan ajaran religius yang terang. Tambahannya [yang tidak kalah pentingnya] jangan pernah merendahkan, menjelekkan atau menghina guru atau entitas-entitas suci seperti dewa-dewi. Termasuk kalau kita bertemu dengan guru yang menurut kita “salah” atau “palsu”. Lebih baik tutup mulut, mundur dan pergi, jangan merendahkan, menjelekkan atau menghina. Kalau kita merendahkan, menjelekkan atau menghina guru atau entitas-entitas suci seperti dewa-dewi, ini sangat berbahaya, karena tidak saja pintu dharma akan tertutup, tapi jalan hidup kita juga akan menjadi tanpa arah dan tidak karuan. Karena tanpa sadar kita sudah menutup pintu kita sendiri dari kekuatan-kekuatan mahasuci yang menjadi pembimbing dan pelindung di alam semesta ini.


Hidup ini hanyalah karma yang berputar. Jangan berkecil hati kalau apa yang kita harapkan belum terjadi. Jangan tenggelam dalam kesedihan, apalagi frustasi dan kemarahan kalau kita mengalami banyak sekali hambatan dan kesengsaraan. Karena hukum semesta bekerja dalam lingkaran yang sempurna. Jalanilah hidup ini dengan bathin penuh welas asih dan ketekunan melaksanakan kebaikan, kebaikan dan kebaikan. Kalau kita belum mampu cukup jangan menyakiti. Karena semua itulah pembimbing, penjaga dan pelindung abadi dalam roda samsara.

Om shanti shanti shanti.

Rumah Dharma - Hindu Indonesia
Anggara Kasih Dukut
05 Juni 2012

sumber :: http://www.facebook.com/rumahdharma

Tidak ada komentar:

Posting Komentar