Kitab Weda
Cemohan yang paling banyak kita dengan sebagai penganut Hindu diluar tuduhan filosofis adalah bahwasanya umat Hindu sangat jarang memiliki kitab sucinya sendiri, Veda. Sangat berbeda dengan saudara-saudara kita yang Muslim dan Kristen yang dapat selalu menenteng kitab suci kemanapun mereka pergi. Selalu dapat membuka kitab suci dalam setiap diskusi, ceramah dan ibadah mereka. Hal yang tidak bisa dilakukan oleh umat Hindu, bahkan mungkin tidak akan pernah.Kenapa tidak bisa demikian? Karena Veda tidak sesempit kitab suci mereka. Jika kitab suci mereka hanya terdiri dari ribuan ayat, sehingga dapat dituliskan dalam sebuah buku, maka tidak demikian dengan Veda yang terdiri dari jutaan sloka. Untuk membayangkan betapa luasnya Veda, mungkin anda dapat melihat lampiran pembagian Veda pada bagian akhir artikel ini.
Melihat Veda yang sangat luas seperti itu? Apa yang harus dilakukan sebagai umat Hindu? Apakah hanya dapat bangga dengan kitab sucinya yang sangat-sangat komplit tanpa pernah membacanya, bahkan tanpa pernah melihat secuil bagiannyapun?
Untuk mempelajari seluruh kitab suci Veda tentunya bukanlah perkara mudah. Umur manusia pada jaman kali ini sangat terbatas, rata-rata hanya di bawah 80 tahun. Dan itupun belum dipotong oleh tuntutan kesibukan material yang notabena harus dilakukan lebih dari 16 jam per hari. Lalu, berapa jam dalam hidup kita yang dapat kita manfaatkan secara efektif dalam mempelajari Veda? Yakinkah anda dapat membaca dan mengerti seluruh Veda dengan waktu yang singkat, ingatan yang terbatas dan berbagai macam ketidaksempurnaan itu?
Menurut Veda, kehidupan sebagai manusia tidak sempurna karena: Indriya-indriya jasmani terbatas dan tidak sempurna dan cendrung mengkhayal, menipu dan berbuat salah. Untuk mengerti Veda yang spiritual dan transendental secara lengkap, tidak dapat dilakukan secara pratyaksa (pengamatan dan penglihatan langsung) dan anumana (menyimpulkan berdasar tanda dan bukti-bukti empiris).
Veda menetapkan bahwa ia hanya bisa dipelajari dan dimengerti secara sabda-pramana, mendengar dari sumber yang benar dan sah yaitu dari para Acarya (guru kerohanian) secara param para ( proses menurun/deduktip) dalam garis perguruan (sampradaya) sah dan jelas sebagaimana ditegaskan dalam Bhagavad Gita 4.2; “evaà paramparä-präptam imaà räjarñayo viduù sa käleneha mahatä yogo nañöaù parantapa” dan Bhagavad Gita 4.32; “evaà bahu-vidhä yajïä vitatä brahmaëo mukhe karma-jän viddhi tän sarvän evaà jïätvä vimokñyase”. Karena itu, Veda disebut sruti, pengetahuan yang diperoleh dari mendengar; dan smrti, pengetahuan yang diingat dari cara mendengar.
Tetapi proses sabda-pramana ini disalah mengerti oleh para sarjana duniawi berwatak materialistik yang berpegang teguh pada proses empiris-induktip. Mereka berkata bahwa proses sabda ini mengharuskan orang percaya secara membuta, patuh dan tunduk pada dogma, berpegang pada keyakinan tanpa dasar atau khayalan.
Menurut mereka, proses sabda tidak bisa dipercaya karena tidak ilmiah yaitu tidak didukung bukti-bukti empiris yang dapat dilihat.
Sesungguhnya proses sabda ini adalah sederhana yaitu mendengar dari sumber (orang) yang mengetahui seperti sering dilakukan oleh setiap orang dalam kehidupan sehari-hari. Ini bukan dogma, kepercayaan atau keyakinan buta dan bukan pula khayalan. Contoh, bila seseorang ingin mengetahui dengan mudah dan pasti siapa ayahnya, maka dia harus bertanya kepada si ibu. Bandingkan jika si anak harus mengetahuinya dengan cara tes DNA, berapa biaya dan waktu yang harus dikeluarkan?
Kita juga tidak dapat menganggap bahwa Veda yang digolongkan sebagai Veda Sruti lebih tinggi kedudukannya dari Veda-Veda yang digolongkan kedalam Veda Smrti. Keseluruh Veda merupakan satu kesatuan yang utuh.
Dengan pernyataan bahwa Veda Smrti merupakan penjelasan dan ingatan dari Veda Sruti, bukan berarti Veda Smrti tidak disabdakan. Bhagavad Gita yang digolongkan sebagai Veda Smrti disabdakan langsung oleh Kepribadian Tuhan Yang Maha Esa, Sri Krishna dan ditulis langsung oleh Tuhan sebagai Shaktyawesa Awatara, yaitu Maha Rsi Vyasadeva. Sri Swami Sivananda menjelaskan bahwa sampai saat ini Maha Rsi Vyasa masih ada di dunia ini.
brhad-aranyaka upanisad 2.4.10 mengatakan; “rg, yajur, sama dan atharva veda dan itihasa semuanya keluar (berasal) dari nafas kebenaran mutlak, Tuhan Yang Maha Esa. Dan lebih lanjut Bhagavad Gita 3.15 menegaskan; “brahmaksara-samudbhavam”, pengetahuan veda langsung di wejangkan oleh Tuhan Yang Maha Esa.
Disinilah uniknya Veda. Veda yang diwahyukan paling awal, bersifat anadi ananta, kekal abadi, diwahyukan pada banyak Rsi dan bahkan ditulis oleh penjelmaan Tuhan sendiri serta selalu dijaga dan diwahyukan kembali dari jaman ke jaman oleh Avatara Tuhan. Tidak ada satu kitab sucipun selain Veda yang memiliki keunikan seperti ini.
PEMBAGIAN KITAB SUCI VEDA
- Rig Veda
- Sama Veda
- Yajur Veda
- Atharva Veda
- Bhagavad Gita
- Shiksha
- Shamana Shiksha
- Vyali Shiksha
- Svaravyanjana Shiksha
- Shaishiriya Shiksha
- Vyasa Shiksha
- Charayaniya Shiksha
- Atreya Shiksha
- Vasishtha Shiksha
- Paniniya Shiksha
- Lakshmikanta Shiksha
- Parashari Shiksha
- Padyatmika Keshavi Shiksha
- Shaishiriya Shiksha
- Katyayani Shiksha
- Varnaratnapradipika Shiksha
- Madhyandina Shikisha
- Mandavya Shiksha
- Vasishthi Shiksha
- Yagyavalkya Shiksha
- Mallasharma Shiksha
- Amoghanandini Shiksha
- Avasananirnaya Shiksha
- Siddhanta Shiksha
- Apishali Shiksha
- Sarvasammata Shiksha
- Aranya Shiksha
- Shambhu Shiksha
- Kalanirnaya Shiksha
- Bharadvaja Shiksha
- Kauhaliya Shiksha
- Pari Shiksha
- Shodashashloki Shiksha
- Manduki Shiksha
- Naradiya Shiksha
- Gautami Shiksha
- Lomashi Shiksha
- Kaundinya Shiksha
- Atharvavediya Dantyoshthavidhi
- Padachandrika
- Kalpa
- Grihya sUtra
- Apastamba Grihya Sutra
- Vaikhanasa Grihya Sutram
- Bharadvaja Grihya Sutra
- Ashvalayana Grihya Sutra
- Drahyayana
- Kaushitaka Grihya Sutra
- Kauthuma Grihya Sutra
- Manava Grihya Sutra
- Paraskara Grihya Sutra
- Varaha Grihya Sutra
- Hiranyakeshi Grihya Sutra
- Kathaka Grihya Sutra (Laugakshi)
- Gobhila Grihya Sutra
- Jaimini Grihya Sutram
- Shankhayana Grihya Sutra
- Kaushika Sutram
- Bodhayana Grihya Sutram
- Agniveshya Grihya Sutram
- Grihya Sutram
- Shrauta Sutra
- Apastamba Shrauta Sutra
- Shankhayana Shrauta Sutra
- Vaitana Shrauta Sutra
- Mashaka Shrauta Sutra
- Vadhula Shrauta Sutra
- Manava Shrauta Sutra
- Bharadvaja Shrauta Sutra
- Drahyayana Shrauta Sutra
- Latyayana Shrauta Sutra
- Varaha Shrauta Sutra
- Katyayana Shrauta Sutra
- Kathaka Shrauta Sutra
- Ashvalayana Shrauta Sutra
- Jaiminiya Shrauta Sutra
- Nidana Shrauta Sutra
- Baudhayana Shrauta Sutra
- Vaikahanasa Shrauta Sutra
- Hiranyakeshi Shrauta Sutra
- Shulba Sutra
- Apastamba Shulba Sutra
- Baudhayana Shulba Sutra
- Katyayana Shulba Sutra
- Manava Shulba Sutra
- Hiranyakeshi Shulba Sutra
- Kathaka Shulba Sutra
- Varaha Shulba Sutra
- Vadhula Shulba Sutra
- Dharma Sutra
- Apastamba Dharma Sutra
- Baudhayana Dharma Sutra
- Gautama Dharma Sutra
- Vaikanasa Dharma Sutra
- Vishnu Dharma Sutra
- Vasishtha Dharma Sutra
- Hiranyakeshi Dharma Sutra
- Grihya sUtra
- Vyakaran
- Ashtadhyayi dari Maharshi Panini
- Jyotish
- Brihat Parashara Hora Shastra
- Muhurtachintamani
- Surya Siddhanta
- Shatpanchahika
- Chhanda
- Pingala Chhandahsutra
- Nirukti
- Enam Darshanam (Nyaya, Vaisheshika, Sankhya, Yoga, Karma mimansa, Vedanta)
- Nyaya darshanam
- Vaisheshika darshanam
- Samkhya darshanam
- Yoga darshanam
- Bhagavd gita
- Shiva Sutra
- Shiva samhita
- Vijnana bhairava
- Karma Mimansa darshanam
- Vedanta darshanam
- Gandharva Veda
- Sangita Ratnakara dari Sharangdeva
- Dhanur Veda
- Vasishtha Dhanurveda
- Shiva dhanurveda dari Maharshi Sharngadhara
- Niti prakashika dari Maharshi Vaishampayana
- Sthapatya Veda
- Mayamatam
- Manasara
- Vishvakarma Vastu Shastra
- Manushyalaya Chandrika
- Asumadheda Vastu Shastra
- Mula Agamas
- Kamikagama
- Karanagama
- Ajitagama
- Diptagama
- Sukshmagama
- Svayambhuvagama
- Rauravagama
- Makutagama
- Chandrajnanagama
- Parameshvaragama
- Kiranagama
- Amshumadbheda Vastu Shastra
- Viragama
- Dan masih banyak lagi
- Kashyap Samhita
- Sutrasthanam
- Vimanasthanam
- Sharirasthanam
- Indriyasthanam
- Chikitassthanam
- Siddhisthanam
- Kalpasthanam
- Khilasthanam
- Bhela Samhita
- Kalpasthanam
- Chikitsasthanam
- Indriyasthanam
- Sharirasthanam
- Vimanasthanam
- Nidanasthanam
- Sutrasthanam
- Siddhisthanam
- Harita Samhita
- Prathamasthanam
- Dvitiyasthanam
- Chikitsasthanam
- Sutrasthanam
- Kalpasthanam
- Sharirasthanam
- Charak Samhita
- Vimanasthanam
- Sharirasthanam
- Chikitsasthanam
- Indriyasthanam
- Nidanasthanam
- Siddhisthanam
- Sutrasthanam
- Chikitsasthanam
- Kalpasthanam
- Sushruta Samhita
- Nidanasthanam
- Sutrasthanam
- Sharirasthanam
- Chikitsasthanam
- Kalpasthanam
- Uttarasthanam
- Vagbhatta Samhita
- Sutrasthanam
- Nidanasthanam
- Sharirasthanam
- Chikitsasthanam
- Kalpasthanam
- Uttarasthanam
- Bhava Prakash Samhita
- Madhya Khandam
- Uttara Khandam
- Purva Khandam
- Bhava Prakash Nigantu
- Sharngadhara Samhita
- Prathama Khanda
- Madhyama Khanda
- Uttara Khanda
- Parishishtam Khanda
- Madhava Nidan Samhita
- Upanishad
- Isha Upanishad, (Śiv, Mukhya)
- Kena (SV, Mukhya)
- Katha (KYV, Mukhya)
- Praśna, (AV, Mukhya)
- Muṇḍaka (AV, Mukhya)
- Māṇḍūkya (AV, Mukhya)
- Taittirīya (KYV, Mukhya)
- Aitareya, (ṚV Mukhya)
- Chāndogya (SV, Mukhya)
- Bṛhadāraṇyaka (ŚYV, Mukhya)
- Brahma (KYV, Sannyasa)
- Kaivalya (KYV, Shaiva)
- Jābāla (ŚYV, Sannyasa)
- Śvetāśvatara (KYV, Sannyasa)
- Haṃsa (ŚYV, Yoga)
- Āruṇeya (SV, Sannyasa)
- Garbha (KYV, Sannyasa)
- Nārāyaṇa (KYV, Vaishnava)
- Paramahaṃsa (ŚYV, Sannyasa)
- Amṛtabindu (KYV, Yoga)
- Amṛtanāda (KYV, Yoga)
- Śira (AV, Shaiva)
- Atharvaśikha (AV, Shaiva)
- Maitrāyaṇi (SV, Sannyasa)
- Kauśītāki (ṚV, Samanya)
- Bṛhajjābāla (AV, Shaiva)
- Nṛsiṃhatāpanī (AV, Vaishnava)
- Kālāgnirudra (KYV, Shaiva)
- Maitreyi (SV, Sannyasa)
- Subāla (ŚYV, Samanya)
- Kṣurika (KYV, Yoga)
- Mantrika (ŚYV, Samanya)
- Sarvasāra (KYV, Samanya)
- Nirālamba (ŚYV, Samanya)
- Śukarahasya (KYV, Samanya)
- Vajrasūchi (SV, Samanya)
- Tejobindu (KYV, Sannyasa)
- Nādabindu (ṚV, Yoga)
- Dhyānabindu (KYV, Yoga)
- Brahmavidyā (KYV, Yoga)
- Yogatattva (KYV, Yoga)
- Ātmabodha (ṚV, Samanya)
- Parivrāt (Nāradaparivrājaka) (AV, Sannyasa)
- Triśikhi (ŚYV, Yoga)
- Sītā (AV, Shakta)
- Yogachūḍāmaṇi (SV, Yoga)
- Nirvāṇa (ṚV, Sannyasa)
- Maṇḍalabrāhmaṇa (ŚYV, Yoga)
- Dakṣiṇāmūrti (KYV, Shaiva)
- Śarabha (AV, Shaiva)
- Skanda (Tripāḍvibhūṭi) (KYV, Samanya)
- Mahānārāyaṇa (AV, Vaishnava)
- Advayatāraka (ŚYV, Sannyasa)
- Rāmarahasya (AV, Vaishnava)
- Rāmatāpaṇi (AV, Vaishnava)
- Vāsudeva (SV, Vaishnava)
- Mudgala (ṚV, Samanya)
- Śāṇḍilya (AV, Yoga)
- Paiṅgala (ŚYV, Samanya)
- Bhikṣu (ŚYV, Sannyasa)
- Mahad (SV, Samanya)
- Śārīraka (KYV, Samanya)
- Yogaśikhā (KYV Yoga)
- Turīyātīta (ŚYV, Sannyasa)
- Sannyāsa (SV, Sannyasa)
- Paramahaṃsaparivrājaka (AV, Sannyasa)
- Akṣamālika (Mālika) (ṚV, Shaiva)
- Avyakta (SV, Vaishnava)
- Ekākṣara (KYV, Samanya)
- Annapūrṇa (AV, Shakta)
- Sūrya (AV, Samanya)
- Akṣi (KYV, Samanya)
- Adhyātmā (ŚYV, Samanya)
- Kuṇḍika (SV, Sannyasa)
- Sāvitrī (SV, Samanya)
- Ātmā (AV, Samanya)
- Pāśupata (AV, Yoga)
- Parabrahma (AV, Sannyasa)
- Avadhūta (KYV, Sannyasa)
- Devī (AV, Shakta)
- Tripurātapani (AV, Shakta)
- Tripura (ṚV, Shakta)
- Kaṭharudra (KYV, Sannyasa)
- Bhāvana (AV, Shakta)
- Rudrahṛdaya (KYV, Shaiva)
- Yogakuṇḍalini (KYV, Yoga)
- Bhasma (AV, Shaiva)
- Rudrākṣa (SV, Shaiva)
- Gaṇapati (AV, Shaiva)
- Darśana (SV, Yoga)
- Tārasāra (ŚYV, Vaishnava)
- Mahāvākya (AV, Yoga)
- Pañcabrahma (KYV, Shaiva)
- Prāṇāgnihotra (KYV, Samanya)
- Gopālatāpani (AV, Vaishnava)
- Kṛṣṇa (AV, Vaishnava)
- Yājñavalkya (ŚYV, Sannyasa)
- Varāha (KYV, Sannyasa)
- Śāṭyāyani (ŚYV, Sannyasa)
- Hayagrīva (AV, Vaishnava)
- Dattātreya (AV, Vaishnava)
- Gāruḍa (AV, Vaishnava)
- Kali-Saṇṭāraṇa (Kali) (KYV, Vaishnava)
- Jābāla (SV, Shaiva)
- Saubhāgya (ṚV, Shakta)
- Sarasvatīrahasya (KYV, Shakta)
- Bahvṛca (ṚV, Shakta)
- Muktika (ŚYV, Samanya)
- Aranyak
- Aitareya Aranyaka
- Kaushitaki Aranyaka
- Taittiriya Aranyaka
- Katha Aranyaka
- Maitrayaniya Aranyaka
- Talavakara Aranyaka
- Shankhayana Aranyaka
- Aranyaka Samhita
- Charaka Aranyaka
- Brihad-Aranyaka
- Kathaka Aranyaka
- Brahmana
-
- Rigveda
- Shakala shakha: Aitareya Brahmana (AB)
- Bashkala shakha: Kaushitaki Brahmana (KS)
- Tandya Brahmana
- Rigveda
-
- Samaveda
- Kauthuma: PB, SadvB
- Jayminiya: Jayminiya Brahmana (JB)
- Tandyamaha or Pancavimsa Brahmana
- Sadvimsa Brahmana
- Samavidhana Brahmana
- Arseya Brahmana
- Devatadhyaya or Daivata Brahmana
- Mantra or Chandogya Brahmana
- Samhitopanisad Brahmana
- Vamsa Brahmana
- Jayminiya Arseya Brahmana
- Jayminiya Upanisad Brahmana
- Samaveda
-
- Yajurveda
-
-
- Kathaka Brahmana
- Krishna: kitab Brahmana-nya terintegrasi kedalam samhitas:
- Maitrayani (MS)
- Carakakatha (CS)
- Kapisthalakatha (KS)
- Taittiriya (TS). Pendidikan Taittiriya memiliki Taittiriya Brahmana (TB) tambahan
-
-
-
- Shukla
- Vajasaneyi Madhyandina: Shatapatha Brahmana, Madhyadina recension (ShB)
- Kanva: Shatapatha Brahmana, Kanva recension (ShBK)
- Shukla
-
-
- Atharvaveda
-
-
- Paippalada: Gopatha Brahmana
- Smriti
- Smriti
- Angirasa Smriti
- Vyasa Smriti
- Apastamba Smriti
- Daksha Smriti
- Vishnu Smriti
- Yagyavalkya Smriti
- Likhita Smriti
- Shankha Smriti
- Brihaspati Smriti
- Atri Smriti
- Katyayana Smriti
- Parashara Smriti
- Manu Smriti
- Aushanasa_Smriti
- Harita Smriti
- Gautama Smriti
- Yama Smriti
- Samvartta Smriti
- Upasmriti
- Kashyapa Smriti
- PulastyaSmriti
- Vishvamitra Smriti
- Devala Smriti
- Markandeya Smriti
- Ashvalayana Smriti
- Narayana Smriti
- Bharadvaja Smriti
- Vyaghrapada Smriti
- Dalbhya Smriti
- Prajapati Smriti
- Shatatapa Smriti
- Baudhayana Smriti
- Lohita Smriti
- Rishyashringa Smriti
- Smriti
- MahaPurana
- Agni (15,400 sloka)
- Bhagavata (18,000 sloka). Merupakan purana terpopuler karena di tulis langsung oleh Maha Rsi Vyasa, sang pengkodifikasi Veda.
- Bhavishya (14,500 sloka)
- Brahma (24,000 sloka)
- Brahmanda (12,000 sloka; termasuk Lalita Sahasranamam, kitab panduan dalam pemujaan)
- Brahmavaivarta (18,000 sloka)
- Garuda (19,000 sloka)
- Harivamsa (16,000 sloka; sering kali digolongkan kedalam itihāsa)
- Kurma (17,000 sloka)
- Linga (11,000 sloka)
- Markandeya (9,000 sloka; terdiri dari Devi Mahatmyam, teks yang sangat penting untuk Shakta)
- Matsya (14,000 sloka)
- Narada (25,000 sloka)
- Padma (55,000 sloka)
- Shiva (24,000 sloka)
- Skanda (81,100 sloka), merupakan yang terpanjang dari semuanya, terdiri dari cerita perumpamaan, legenda dan sejarah.
- Vamana (10,000 sloka)
- Varaha (10,000 sloka)
- Vayu (24,000 sloka)
- Vishnu (23,000 sloka)
-
- UpaPurana
- Bhargava,
- Brihan-Narada
- Devi Bhagavata Purana
- Durvasa
- Ganesa,
- Hamsa.
- Kalika/kalki Purana
- Kapila Purana
- Manu
- Marichi
- Mudgala,
- Nandi Purana
- Narasimhia Purana
- Nilamata Purana
- Parashara Purana
- Samba Purana
- Sanat-kumara,
- Saura Purana
- Shivadharma
- Siva-rahasya,
- Surya,
- Usanas
- Vamana,
- Varuna,
- Mahesvara Vashishtha Lainga
- Vishnudharma
- Devata Stotra
- Stotra untuk Panca Mahadevata
- Vishnu: Achyutashtakam
- Shiva : Lingashtakam
- Ganapati: Sankashtanashana Ganapati Stotram
- Surya: Surya Mandala Ashtakam
- Devi: Lakshmi Ashtakam
- Sahasranama Stotra untuk Panca Mahadevata
- Vishnu Sahasranama
- Shiva Sahasranama
- Ganapati Sahasranama
- Surya Sahasranama
- Lakshmi Sahasranama
- Stotras tambahan
- Vishnu Ashtottara Shatnamavali
- Rama Sahasranama
- Guru Gita
- Durga Saptashati
- Ganga Sahasranama
- Ganga Ashtak Stotram
- Gayatri Sahasranama
- Gayatri Ashtakam
- Lalita Sahasranama
- Sarasvati Sahasranama
- Sarasvati Ashtakam
- Durga Sahasranama
- Durgashtakam
- Hanumat Stavan
- Achyutashtakam
- Lingashtakam
- Maha Lakshmi Ashtakam
- Vishnu Sahasranama
- Sankashtanashana Ganapati Stotram
- Shiva Sahasranama
- Mahaganapati Sahasranama Stotram
- Surya Sahasranama
- Shri Mahalakshmi Sahasranama Stotram
- Vishnu Ashtottara Shatanamavali Stotram
- Surya Mandala Ashtakam
- Stotra untuk Panca Mahadevata
- Itihas
- Ramayana (Valmiki)
- Mahabharata
- Rk Veda Pratishakhya
- Shukl-Yajur-Veda Pratishakhya
- Atharva Veda Pratishakhya
- Sama Veda Pratishakhya (Pushpa Sutram)
- Krishna-Yajur-Veda Pratishakhya (Taittiriya)
- Atharva Veda Pratishakhya (Chaturadhyayi)
Veda memperkaya budaya dimana Ia berkembang, pada jaman dulu Veda diterjemahkan ke dalam bahasa jawa kuno,disadur dan ditafsir ulang oleh leluhur (yang kemudian disebut Lontar karena ditulis di daun lontar pada jaman dulu) . inilah yang membuat Hindu Indonesia bebeda dengan India tetapi filosofisnya tetap mengacu pada Veda.
Inilah bagian lontar-lontar tersebut:
Lontar-lontar Tattwa
Lontar-lontar ini memuat ajaran Ketuhanan, disamping itu juga memuat ajaran tentang penciptaan alam semesta, ajaran pelepasan (moksa) dan sebagainya.sebagian besar lontar-lontar tattwa ini bersifat siwaistik (sivaisme) dan beberapa diantaranya telah dikaji secara kritis oleh beberapa sarjana.
Lontar-lontar jenis ini antara lain :
a. Bhuwana kosa
b. Ganapati tattwa
c. Jnana sidhanta
d. Bhuana Sangksepa
e. Sanghyang Mahajnana
f. Tattwa Jnana
g. Wrhaspati tattwa
h. Siwagama
i. Suwatattwa purana
j. Gong Besi
k. Purwabhumi Kamulan
Lontar-lontar ethika
Lontar-lontar jenis ini berisi ajaran tentang ethika,kebijakan tuntunan untuk menjadi orang sadhu yaitu orang arif dan bjaksana,berbudi luhur,berpribadi mulia dan berhati suci.
Yang termasuk Lontar ini antara lain:
a. Sarassamuscaya
b. Slokantara
c. Siwasasana
d. Agastyaparwa
e. Wratisasana
f. Silakrama
g. Pancasiksa
h. Putra sasana
Lontar-lontar Yajna
Lontar-lontar ini banyak sekali jenisnya. Umumnya,lontar-lontar ini berisi petunjuk-petunjuk umum pelaksanaan Yajna, baik mengenai Banten (upakara) atau sesajennya,perlengkapanya dll.
Beberapa lontar jenis ini antara lain:
a. Lontar-lontar petunjuk tentang pelaksanaan Dewa Yajna (deva;sinar suci tuhan):
1. Dewa tattwa
2. Sundarigama
3. Wrhaspati Kalpa
4. Catur wedhya
b. Lontar-lontar petunjuk tentang pelaksanaan Pitra yajna (pitra;leluhur):
1. Yama purana tattwa
2. Yama tattwa
3. Empu Lutuk Aben
4. Kramaning atiwa-atiwa
5. Indik maligya
6. Putru pasaji
7. Bacakan Banten Pati Urip
c. Lontar-lontar petunjuk tentang pelaksanaan Rsi Yajna (Rsi;orang-orang suci) :
1. Kramaning Madiksa
2. Yajna samkara
d. Lontar-lontar petunjuk tentang pelaksanaan Manusa Yajna (manusa; manusia)
1. Dharma Kahuripan
2. Eka pratama
3. Bacakan Banten Pati Urip
4. Janma Prawerti
5. Puja Kala Pati
6. Puja Kalib
e. Lontar-lontar petunjuk tentang pelaksanaan Bhuta Yajna (Bhuta ; Roh-roh gaib):
1. Ekadasa rudra
2. Panca walikrama
3. Indik Caru
4. Bhama Kertih
5. Lebur Sangsa
6. Pratingkahing Caru
Lontar-lontar yang erat hubunganya dengan pelaksanaan Yajna adalah Lontar-lontar Wariga, antara lain:
1. Wariga
2. Purwa Wariga
3. Wariga Gemet
4. Wariga Krimping
5. Wariga Pararasian
6. Wariga Palalawangan
7. Wariga Catur Wina Sari
Lontar-lontar Puja :
a. Weda Parikrama
b. Surya Sewana
c. Argha Patra
d. Puja Ksatrya
e. Puja Mamukur
f. Kajang Pitra Puja
g. Kusuma Dewa
sumber :: http://dharmasastra3.wordpress.com
bisa minta filenya??
BalasHapus