Dari perkawinan I Renggan dengan Ni Merahim, lahirlah dua orang anak, 
satu laki-laki, yang satunya adalah perempuan. Yang laki-laki bernama I 
Gede Mecaling dan yang perempuan di beri nama Ni Tole, dan Ni Tole 
kemudian menjadi permaisuri Dalem Sawang yang menjadi raja di Nusa 
Penida. Sedang I Gede Mecaling mempunyai seorang istri yang bernama Sang
 Ayu Mas Rajeg Bumi.
  I Gede Mecaling sangat senang melakukan tapa
 brata yoga semadhi di Ped, pengastawaanya ditujukan kepada Ida Bhatara 
Ciwa dan karena ketekunannya Ida Bhatara Ciwa berkenan turun ke bumi 
untuk memberikan panugrahan berupa Kanda Sanga. Kemudian, setelah 
mendapat panugrahan kanda sanga phisik I Gede Mecaling menjadi berubah. 
Badannya menjadi besar, mukanya menjadi menyeramkan, taringnya menjadi 
panjang, suaranya menggetarkan seisi jagat raya. Sedemikian hebat dan 
sangat menyeramkan, maka seketika itu juga jagat raya menjadi guncang. 
Kegaduhan, ketakutan, kengerian yang disebabkan oleh rupa, bentuk dan 
suara yang meraung-raung siang dan malam dari I Gede Mecaling membuat 
gempar di mercapada. Melihat dan mendengar yang demikian, para dewa 
pun ikut menjadi bingung karena tidak ada satu orang pun yang bisa 
menandingi kesaktian I Gede Mecaling. Bahkan sesungguhnya para dewa 
tidak ada yang bisa menandingi, tidak ada yang bisa mengalahkan 
kesaktian I Gede Mecaling yang bersumber pada kedua taringnya yang telah
 dianugrahkan oleh Ida Bhatara Ciwa. Akhirnya turunlah Ida Bhatara Indra
 untuk berusaha memotong taring I Gede Mecaling. Setelah taring I Gede 
Mecaling berhasil dipotong barulah I Gede Mecaling berhenti 
menggemparkan jagat raya. Setelah itu I Gede Mecaling kembali melakukan 
tapa brata yoga semadhi, pengastawanya di tujukan kepada Ida Bhatara 
Rudra dan Ida Bhatara Rudra pun berkenan turun ke bumi untuk memberikan 
panugrahan kepada I Gede Mecaling berupa panca taksu, yaitu:
  1. Taksu balian, 2. Taksu penolak grubug, 3. Taksu kemeranan, 4. Taksu kesaktian, 5. Taksu penggeger.
  I
 Gede Mecaling menjadi raja setelah Dalem Sawang wafat karena berperang 
dengan Dalem Dukut. Dengan demikian I Gede Mecaling memimpin semua wong 
samar dan bebutan-bebutan yang ada di bumi. Juga pada akhirnya I Gede 
Mecaling diberi wewenang oleh Ida Bhatari Durga Dewi untuk mencabut 
nyawa manusia yang ada di bumi.
  I Gede Mecaling juga di berikan 
wewenang sebagai penguasa samudra. Karena menguasai samudra sering juga 
disebut Ratu Gede Samudra. Gelar I Gede Mecaling yang diberikan oleh Ibu
 Durga Dewi yaitu Papak Poleng dan permaisurinya Sang Ayu Mas Rajeg Bumi
 diberi gelar Papak Selem. I Gede Mecaling moksha di Ped dan istrinya 
moksha di Bias Muntig. Keduanya sekarang sebagai penguasa di bumi Nusa 
Penida dan mendapat wewenang sebagai penguasa kematian. Maka bagi umat 
yang ingin umurnya panjang, sehat, selamat dan lain-lain memohonlah 
kepada Beliau I Gede Mecaling yang akhirnya bergelar Ida Bhatara Ratu 
Gede Mas Mecaling.
  Akan tetapi karena sering ke Bali dan bertemu 
dengan Ida Bhatari Ratu Niang Sakti, akhirnya Ida Bhatara Ratu Gede 
Dalem Ped juga menjadi Pengabih Ida Bhatari Ratu Niang Sakti. Tidak 
dapat dijelaskan pada tulisan ini alasan-alasan yang lebih khusus karena
 etika suci.
 | 
Tidak ada komentar:
Posting Komentar