Kisah
ini dituturkan oleh salah seorang keluarga penulis, sebut saja namanya
dadong (nenek) R. Dadong R mempunyai suami yang bernama Pekak R yang
namanya sangat mumpuni di daerah perbatasan Klungkung Gianyar di waktu
yang lalu karena menjadi seorang Balian.
Menurut
dadong R, suatu saat mereka berdua baru pulang dari perjalanan setelah
mengobati seorang yang kena penyakit Bali waktu tengah malam. Waktu itu
listrik masih belum ada sehingga mereka melakukan perjalanan dalam
kegelapan. Ketika mereka sudah mendekati kediaman mereka, diujung jalan
terlihat seekor babi (orang Bali menyebutnya Bangkal) yang sangat besar serta mempunyai taring yang sangat runcing.
Dadong
R merasa ketakutan melihat mahluk tersebut, tapi suaminya Pekak R
terlihat tenang-tenang saja dan memberitahukan Dadong R agar menepi
sebentar karena Pekak R akan berurusan dengan Bangkal tersebut.
Dengan
tenang Pekak R mendekati Bangkal tersebut, si Bangkal dengan asyik
masih mengais-ngais selokan untuk mencari sesuatu. Setelah dekat maka
dengan tiba-tiba Pekak R meloncat dan langsung duduk di punggung si
Bangkal sambil berpegangan erat di kuping mahluk tersebut.
Si
Bangkal sangat terkejut, dan langsung berusaha untuk melepaskan diri
dari Pekak R dengan cara berlarian ke sana kemari. Pekak R dengan
berpegangan erat pada kuping si Bangkal terus berupaya untuk menaklukan
mahluk tersebut.
Setelah
melalui perjuangan yang sangat panjang dan menguras tenaga maka mahluk
tersebut akhirnya menyerah dan mohon agar diampuni. Akhirnya Pekak R
melepaskan mahluk itu, tapi sebelumnya caling (taring) si Bangkal di
cabut terlebih dahulu oleh Pekak R sebagai tanda kekalahan mahluk
tersebut.
Sampai
di rumah Pekak R memperlihatkan taring tersebut ke istrinya, Dadong R
sangat terkejut karena taring yang terlihat tajam tersebut sebenarnya
terbuat dari kapas biasa. Keesokan harinya, datang seorang wanita yang
minta maaf ke Pekak R dan memohon agar taring tersebut dikembalikan.
Pekak R pun akhirnya mengembalikan taring yang dirampas tadi malam.
sumber :: http://dharmatula.blogspot.com/2010/03/kisah-leak-3-bangkal.html
Tidak ada komentar:
Posting Komentar