Kamis, 11 Juli 2013

Prana, Chakra dan Kundalini

Om Namah Shivaya.

Alam semesta ini tercipta karena interaksi dari Purusha dan Prakriti. Purusha adalah kesadaran murni yang mutlak, tanpa sifat, tidak dapat dijelaskan. Sedangkan Prakriti dalam bahasa manusia yang paling mendekati adalah energi.

Seluruh fenomena dan dimensi alam semesta pada pokok dasarnya adalah energi. Samudera energi yang maha luas dimana energi menjadi materi dan materi menjadi energi, sebagaimana dijelaskan di dalam Veda : “Aditer dakso ajayata, daksad uaditih pari” [ Rig Veda 2.72.4 ], artinya : dari aditi [materi] asalnya daksa [energi] dan dari daksa asalnya aditi. Ini teori yang sama dengan teori E=mc2 yang ditulis oleh Einstein.


Pranamaya Kosha

Dalam tubuh kita manusia terdapat lapisan badan yang disebut Pranamaya Kosha.

Pranamaya kosha adalah lapisan badan yang terbentuk dari energi prana, energi yang memberikan gerak kehidupan kepada badan fisik kita. Alam semesta ini diselimuti oleh samudera besar energi pemberi kehidupan yang disebut energi prana. Setiap organisme, mulai yang terkecil [mikroba] s/d yang terbesar, saat punarbhawa [kelahiran kembali], menarik ke dalam dirinya sendiri energi prana dari samudera energi prana alam semesta ini. Kekuatan hidup [prana] yang terdapat di dalam diri kita sebagai lapisan badan inilah yang disebut dengan pranamaya kosha.

Wujud dari pranamaya kosha adalah kemilau warna keemasan. Saat kematian datang, lapisan badan ini dengan sendirinya akan keluar dari badan dan kembali kepada samudera energi prana alam semesta.

Di dalam lapisan badan pranamaya kosha kita [tidak bisa kita lihat dengan mata biasa] terdapat jutaan dan jutaan noktah-noktah kecil [laksana debu] energi prana atau energi kehidupan yang berputar dan berpusat pada apa yang disebut sebagai chakra. Chakra dalam bahasa sansekerta berarti roda berputar, karena energi ini berputar searah jarum jam. Melalui jejaring saluran-saluran energi prana yang disebut nadi, setiap chakra ini terhubung satu sama lain dan mempengaruhi seluruh lapisan-lapisan tubuh kita.

Terkait jejaring energi prana dalam pranamaya kosha, ada hal-hal mendasar yang perlu dijelaskan terlebih dahulu, yaitu :

Nadi adalah jejaring saluran-saluran energi prana. Jumlahnya ada 72.000 nadi. Seluruh nadi bermula dari kanda, daerah diatas chakra muladhara. Diantaranya terdapat 14 nadi yang penting, tapi yang terpenting ada 3 yaitu Ida, Pingala dan Sushumna. Ida adalah saluran kiri, energi feminim yang dingin. Pingala adalah saluran kanan, saluran maskulin yang panas. Sushumna adalah saluran tengah.

Chakra adalah titik pusat-pusat energi prana yang berada sepanjang shusumna [letaknya pada poros tulang belakang]. Dalam lapisan tubuh prana kita terdapat ribuan chakra mikro, 114 chakra kecil dan 7 chakra utama yang terpenting. Ke-tujuh chakra ini masing-masing terkait erat dengan pikiran, emosi, kesehatan dan dinamika perilaku kita dalam kehidupan ini.

Granthi adalah tiga simpul energi penghalang yang terletak di sepanjang sushumna, yaitu : Brahma Granthi, Vishnu Granthi dan Rudra Granthi.

Kundalini adalah api energi berupa gulungan yang terletak pada chakra muladhara [chakra dasar], pada titik antara kemaluan dan anus.

 
Tiga nadi dan tujuh chakra utama

Ada ribuan chakra di dalam lapisan badan pranamaya kosha kita, akan tetapi yang disebut sebagai chakra utama ada tujuh. Masing-masing chakra ini berbentuk seperti bunga teratai dengan warna-warni yang berbeda, dan masing-masing mempunyai fungsi dan efek masing-masing. Ketujuh chakra tersebut adalah :


1. Chakra muladhara [chakra dasar]. Terletak pada titik antara kemaluan dan anus. Warnanya merah. Bentuknya seperti bunga teratai dengan empat daun bunga.

Chakra muladhara merupakan pusat energi yang terkait erat dengan semangat untuk bertahan hidup [survival]. Bila chakra muladhara dalam kondisi selaras, bersih, mekar dan berputar dengan baik, maka seseorang cenderung akan penuh gairah hidup dan mengerjakan segala sesuatu [terutama kerja fisik] dengan penuh semangat dan motivasi. Sebaliknya bila chakra muladhara dalam kondisi kacau, energi-nya tersumbat, kecil [tidak mekar] dan berputar dengan lambat, maka seseorang cenderung akan hidup dengan malas, tanpa semangat dan mudah putus asa. Efek paling buruk dari dinamika chakra ini yang tidak berjalan dengan baik adalah punya kecenderungan bunuh diri.

Chakra muladhara memiliki kaitan dengan kesehatan kerangka, tulang-tulang dan usus besar.

2. Chakra svadishthana [chakra seks]. Terletak pada titik diatas kemaluan. Warnanya oranye. Bentuknya seperti bunga teratai dengan enam daun bunga.

Chakra svadishthana merupakan pusat energi yang terkait erat dengan kreatifitas penciptaan, reproduksi dan aktifitas seksual. Bila chakra svadishthana dalam kondisi selaras, bersih, mekar dan berputar dengan baik, maka seseorang cenderung akan penuh kreatifitas dan ide, mudah berpikir positif, percaya diri serta nafsu seks-nya sangat terkendali. Sebaliknya bila chakra svadishthana dalam kondisi kacau, energi-nya tersumbat, kecil [tidak mekar] dan berputar dengan lambat, maka seseorang akan cenderung kurang kreatif, tidak pedulian, kasar, mudah berpikir negatif, kurang percaya diri dan sulit mengendalikan nafsu seks.

Chakra svadishthana memiliki kaitan dengan kesehatan ginjal, kandung kemih, organ seksual dan sistem reproduksi.

3. Chakra manipura [chakra pusar]. Terletak pada pusar. Warnanya kuning. Bentuknya seperti bunga teratai dengan sepuluh daun bunga.

Chakra manipura merupakan pusat energi yang terkait erat dengan beberapa bentuk emosi dan perasaan. Chakra manipura yang dalam kondisi kacau, energi-nya tersumbat, kecil [tidak mekar] dan berputar dengan lambat, ditandai dengan munculnya salah satu atau beberapa bentuk emosi dan perasaan berikut ini, yaitu : iri hati, marah, benci, tidak puas, kemurungan [sedih, muram], rasa takut dan rasa malu. Seseorang yang memiliki chakra manipura yang terus stabil dalam kondisi selaras, bersih, mekar dan berputar dengan baik, maka dia dengan mudah dapat mengatasi setiap munculnya salah satu atau beberapa bentuk emosi dan perasaan tersebut. Tetap merasa riang, tenang, puas, nyaman dan percaya diri.

Chakra manipura memiliki kaitan dengan kesehatan sistem pencernaan, usus kecil, kulit dan sistem syaraf.

4. Chakra anahata [chakra jantung]. Terletak pada titik di tengah dada. Warnanya hijau. Bentuknya seperti bunga teratai dengan duabelas daun bunga.

Chakra anahata merupakan pusat energi yang terkait erat dengan seluruh perasaan halus [rasa simpati, rasa cinta dan welas asih]. Perhatikan misalnya ketika kita sedang jatuh cinta atau merasa simpati [kasihan] kepada seseorang, pastilah ada terasa di dada sebagai ciri dari dinamika chakra ini. Bila cakra anahata dalam kondisi selaras, bersih, mekar dan berputar dengan baik, maka seseorang cenderung akan punya sifat penuh welas asih, kebaikan tanpa syarat, mudah simpati dan berempati. Sebaliknya bila chakra anahata dalam kondisi kacau, energi-nya tersumbat, kecil [tidak mekar] dan berputar dengan lambat, maka seseorang akan cenderung punya sifat mementingkan diri sendiri [egois], sombong, fanatik, serakah, munafik dan sering resah-gelisah.

Chakra anahata memiliki kaitan dengan kesehatan jantung, dada, paru-paru, lengan, tangan dan sirkulasi darah.

5. Chakra visuddha [chakra tenggorokan]. Terletak pada titik tengah di bawah leher. Warnanya biru. Bentuknya seperti bunga teratai dengan enam belas daun bunga.

Chakra visuddha merupakan pusat energi yang terkait erat dengan pemahaman mengenai keterkaitan antar-hubungan satu hal dengan hal lainnya, hubungan antar manusia dan komunikasi. Bila chakra visuddha dalam kondisi selaras, bersih, mekar dan berputar dengan baik, maka seseorang akan memiliki pengertian yang mendalam mengenai keterkaitan hubungan berbagai hal, hubungan antar sesama manusia dan  kemampuan untuk berekspresi secara lisan [mengekspresikan seluruh isi hati dan pikiran dengan baik]. Ini dapat berakibat kepada keberhasilan hidup, kesejahteraan, banyak teman [disukai orang] dan pengembangan pengetahuan duniawi.

Chakra visuddha memiliki kaitan dengan kesehatan tenggorokan, leher, hidung, mulut dan gigi.

6. Chakra ajna [chakra mata ketiga]. Terletak pada titik di tengah dahi, sedikit diatas diantara titik tengah kedua alis. Warnanya ungu. Bentuknya seperti bunga teratai dengan dua daun bunga.

Chakra ajna merupakan pusat energi yang terkait erat dengan limpahan pengetahuan duniawi dan pengetahuan spiritual. Bila chakra ajna dalam kondisi selaras, bersih, mekar dan berputar dengan baik, maka seseorang cenderung akan memiliki kecerdasan spiritual, intuisi benar yang kuat [anthra guru, berkomunikasi dengan kesadaran diri kita yang lebih tinggi], memberikan kewaskitaan penglihatan [trineta atau mata ketiga, mata bathin] serta kekuatan-kekuatan supranatural lainnya.

Chakra ajna memiliki kaitan dengan kesehatan mata, telinga, dasar tengkorak dan sistem syaraf.

7. Chakra sahasrara [chakra mahkota]. Terletak pada titik di tengah ubun-ubun. Warnanya lembayung senja. Bentuknya seperti bunga teratai dengan seribu daun bunga.

Chakra sahasrara merupakan pusat energi yang terkait erat dengan rahasia alam semesta dan kesadaran kosmik. Bila chakra sahasrara seseorang mekar sempurna, maka dia akan mengalami kesadaran sempurna dan mengetahui banyak rahasia alam semesta. Dia juga dapat melakukan perjalanan astral dengan sangat mudah.

Chakra sahasrara memiliki kaitan dengan kesehatan tengkorak dan kulit.

Interaksi energi

Tubuh kita punya sifat menyerap masuk energi-energi, yang dihasilkan dari dalam maupun yang datang dari luar.

Yang dihasilkan dari dalam adalah dari pikiran, perkataan dan perbuatan kita. Misalnya [contoh] kalau kita sering punya pikiran-perasaan negatif, hal ini pasti akan menurunkan kualitas dinamika chakra-chakra. Kalau hal ini berlangsung lama dan terus-menerus, akan berpengaruh kepada tubuh fisik kita dan membuat kita sakit. Atau kalau kita rajin berolah-raga, hal ini akan meningkatkan kualitas dinamika chakra tertentu [tergantung jenis olah-raganya].

Yang datang dari luar cara penyerapannya beragam. Ada yang masuk melalui seluruh permukaan kulit, yaitu energi positif seperti misalnya vibrasi energi baik dari lingkungan sekitar, energi alam semesta, emosi-perasaan orang lain yang baik, tradisi-budaya yang indah dan baik, ruangan yang penuh dengan energi baik, dsb-nya. Ada yang masuk melalui pikiran-perasaan seperti misalnya apa yang kita baca, apa yang kita tonton, apa yang kita lihat, dsb-nya, ataupun energi negatif seperti misalnya energi buruk lingkungan sekitar, emosi-perasaan orang lain yang buruk, tradisi-budaya yang buruk, ruangan yang penuh energi buruk, dsb-nya. Ada yang masuk melalui mulut dan pencernaan seperti makanan dan minuman. Ketika energi-energi ini masuk ke dalam tubuh kita, ia mengalir lewat nadi-nadi dan kemudia melewati chakra-chakra, dimana hal ini pasti akan mempengaruhi kualitas dinamika chakra-chakra.

Demikian pula yang terjadi sebaliknya, dinamika chakra-chakra ini akan mempengaruhi pikiran, perkataan dan perbuatan kita, termasuk kesehatan badan fisik kita. Bila ada chakra-chakra yang terhambat dinamikanya maka gerak chakra tersebut putarannya berkurang dari putaran normal, yang berakibat tidak baik kepada kita. Dalam Hindu kita diajarkan bahwa setiap chakra ini perlu diselarakan untuk meningkatkan pikiran, emosi dan dinamika perilaku kita. Masing-masing perlu dibuat selaras, bersih, kuat dan berputar dengan baik. Disaat ketujuh chakra ini mencapai kondisi selaras, chakra-chakra itu berputar, berkembang dan bercahaya dengan dinamis, sehingga tidak saja membuat kita menjadi lebih sehat dan bugar, tapi juga membawa pengaruh sangat positif bagi pikiran, perasaan dan perilaku kita.

Penyelarasan Chakra

Ada banyak cara untuk menyelaraskan chakra-chakra ini, misalnya seperti :

1. Dengan mengatur pola makan-minum kita.
Makanan dan minuman memiliki pengaruh baik dan buruk kepada chakra-chakra. Misalnya kentang dan wortel baik untuk keselarasan chakra muladhara. Strawberry, mangga, melon, jeruk, buah kelapa dan madu baik untuk keselarasan chakra svadishthana. Keju, yoghurt, jahe, nasi dan biji bunga matahari baik untuk keselarasan chakra manipura. Bayam dan brokoli baik untuk keselarasan chakra anahata. Rumput laut baik untuk keselarasan chakra visuddha. Anggur merah, buah berry hitam, buah berry biru dan raspberry baik untuk keselarasan chakra ajna. Untuk chakra sahasrara sebenarnya tidak ada makanan yang disarankan, tapi ada juga yang berpendapat bahwa puasa mutih dan ramuan herbal tertentu dapat meningkatkan keselarasan chakra sahasrara.

2. Dengan rajin berlatih yoga-asana atau rajin berolahraga. 
Aktifitas gerak seperti olahraga memiliki pengaruh baik kepada chakra-chakra tertentu [efeknya pada chakra tergantung jenis olahraga-nya]. Sedangkan yoga-asana memberi pengaruh baik kepada hampir semua chakra.

3. Dengan yajna tertentu atau dengan bantuan seorang wikan.
Manusa yajna seperti upakara nelu bulanin, otonan, dsb-nya, kalau dilaksanakan dengan benar bisa membantu penyelarasan chakra. Bantuan pemindahan energi oleh seorang wikan juga bisa membantu penyelarasan chakra.

4. Dengan bantuan vibrasi energi alam, simbol, warna, aroma therapy, benda dan suara.
Setiap masing-masing chakra dapat diselaraskan dengan bantuan vibrasi energy alam, simbol, warna, aroma therapy, benda dan suara. Ini menyangkut banyak sekali cara, seperti misalnya dengan metode yoga yang menarik energi-energi alam yang baik, melukat di tempat-tempat yang kaya dan berkelimpahan energi alam semesta yang positif, memeditasikan bija mantra masing-masing chakra, melakukan japa mantra, memeditasikan yantra, dengan bantuan therapy warna, therapy suara atau music serta bantuan benda-benda seperti batu mulia, panca datu, kristal, orgonite, dsb-nya.

5. Dengan memperbaiki perilaku keseharian kita sendiri.
Pikiran, perkataan dan perbuatan yang baik dan sejalan dengan dharma dalam keseharian akan membantu keselarasan chakra-chakra. Karena setiap pikiran, perkataan dan perbuatan kita mempengaruhi dinamika dan kerja chakra-chakra ini.

6. Dengan berlatih meditasi.
Latihan meditasi yang rutin dan intensif pasti akan membuat chakra-chakra kita selaras, bersih, mekar dan berputar dengan baik.

7. Dengan membangkitkan kundalini.
Kundalini adalah api energi berupa gulungan yang terletak pada chakra muladhara [chakra dasar]. Ketika kundalini dibangkitkan dia tidak lagi menggulung dan tidur, tapi menjalar keatas laksana ular api yang menyala, melewati setiap chakra dan menyuplainya dengan energi segar yang berlimpah yang membuat chakra-chakra tersebut mekar berkembang dan berputar dengan baik, juga mendobrak setiap granthi [tiga simpul energi penghalang], sampai akhirnya shakti [kundalini] menyatu dengan Shiva di chakra sahasrara [chakra mahkota]. Ketika ini terjadi kita mencapai kesadaran kosmik, kesadaran kita berpindah kepada lapisan badan anandamaya kosha.

Akan tetapi hal ini tidak semudah kelihatannya. Perlu proses panjang dan kehati-hatian di dalam melakukannya. Analoginya seperti memakai jalan tol, kita bisa sampai dengan sangat sangat cepat, tapi kalau mengalami kecelakaan juga sangat-sangat berbahaya. Kita perlu persiapan yang matang sebelum membangkitkan kundalini, misalnya terlebih dahulu menguatkan tubuh fisik kita dengan yoga-asana atau hatha yoga, memperbaiki pikiran, perkataan dan perbuatan dalam keseharian kita serta mengatur makanan-minuman kita. Kedua kita perlu bimbingan dari guru yang tepat.

Prana dalam tradisi spiritual Bali

Leluhur kita di Bali memiliki pengetahuan tersendiri terkait prana dan pengaktifan chakra. Ada sepuluh chakra yang penting dalam spiritual Bali, yang letaknya pada :

1. Jantung
2. Hati
3. Ungsilan [buah pinggang]
4. Empedu
5. Bagian tengah hati
6. Paru-paru
7. Usus
8. Limpa
9. Kakolongan [tenggorokan]
10. Susunan kerangka

Dan bija mantra untuk mengaktifkannya disebut Dasa Aksara, yaitu : Sang, Bang, Tang, Ang, Ing, Nang, Mang, Shing, Wang, Yang.

Rumah Dharma – Hindu Indonesia
22 Oktober 2012
sumber :: http://www.facebook.com/notes/rumah-dharma-hindu-indonesia/prana-chakra-dan-kundalini/10151066997481722

Tidak ada komentar:

Posting Komentar