Sama seperti halnya ilmu2 lain yang ada di jagat raya, di Bali juga terdapat 2 jenis ilmu yaitu ilmu putih (penengen) dan ilmu hitam (pangiwa). Ilmu hitam (pangiwa) sering juga disebut aji wegig/aji ugig.
Adapun cara untuk mendapatkan ilmu tersebut bisa dengan cara membeli
ataupun meminta (nunas) dan belajar di bawah pengawasan gurunya.
Berikut kira2 cara untuk memperoleh ilmu hitam / pengleakan tersebut:
Untuk mendapatkan ilmu tersebut, harus mengadakan upacara yang disebut madewasraya. Apabila ingin menggunakan pangiwa, supaya dapat sakti dan manjur, mujarab dan digjaya, terlebih dahulu harus menyucikan diri. Setelah itu tatkala malam diadakannya madewasraya dahulu di kayangan pangulun setra (pura yang ada di dekat kuburan), memohon Paduka Betari Durga, memohon berkah.
Adapun sarananya:
1. Daksina 1 buah
2. Uang kepeng sebanyak 17.000
3. Ketupat 2 kelan (1 kelan = 6 biji)
4. Arak & brem
5. Ketan hitam
6. Canang 11 biji
7. Canang tubungan, burat wangi lenga wangi, nyanyah (sangrai) gagringsingan, getih-getih (darah), dan biu mas (pisang kecil yang biasanya dipakai untuk membuat canang)
2. Uang kepeng sebanyak 17.000
3. Ketupat 2 kelan (1 kelan = 6 biji)
4. Arak & brem
5. Ketan hitam
6. Canang 11 biji
7. Canang tubungan, burat wangi lenga wangi, nyanyah (sangrai) gagringsingan, getih-getih (darah), dan biu mas (pisang kecil yang biasanya dipakai untuk membuat canang)
Daksina |
Canang Burat Wangi |
Kemudian sarana ini dipersembahkan
secara niskala. Setelah itu bersila di depan paryangan, bersemadi dan
tidak lupa dengan dupa menyan astanggi, heningkan batin. Kemudian
ucapkan mantra:
"Om Ra Nini Batari Bagawati, turun ka Bali; ana wang mangkana; aminta kasih ring Paduka Batari, sira nunas turun ka mrecapada. Ana wang mangkana anunas kasaktian, manusa kabeh ring Bagawati, Sang Hyang Guru turun ka mrecapada. Ana wang manusa angawe Batara kabeh, turun ka Bali Sang Hyang Bagawati. Ana buta wilis, buta abang, ana buta jenar, ana buta ireng, ana buta amanca warna, mawak I Kalika, ya kautus antuk Batari Bagawati, teka welas asih ring awak sarinankune, pakulun Paduka Bagawati. Om Mam Am Om Mam, ana Paduka Batara Guru, teka welas asih, Bagawati manggih ring gedong kunci manik, teka welas asih ring awak sarinanku".
Apabila sudah berhasil mendapatkan ilmu tersebut, maka ada aturan yang harus dipatuhi. Orang yang memiliki ilmu tersebut akan digjaya tidak terkalahkan, tidak bisa diungguli, dan semua akan tunduk kepadanya. Apabila mampu merahasiakannya, maka dalam 100 kali kelahiran akan menemui kebahagiaan dan kebebasan tertinggi. Dan bila meninggal dapat kembali ke sorga Brahmaloka, Wisnuloka, dan Iswaraloka. Tetapi bila ketahuan, apalagi sampai suka membicarakan, menyebarluaskan, dan tidak mampu merahasiakannya, maka dalam 1000 kali kelahiran akan menemui hina, neraka, disoroti oleh masyarakat, dan sudah pasti terbenam dalam kawah neraka Si Tambra Goh Muka.
"Om Ra Nini Batari Bagawati, turun ka Bali; ana wang mangkana; aminta kasih ring Paduka Batari, sira nunas turun ka mrecapada. Ana wang mangkana anunas kasaktian, manusa kabeh ring Bagawati, Sang Hyang Guru turun ka mrecapada. Ana wang manusa angawe Batara kabeh, turun ka Bali Sang Hyang Bagawati. Ana buta wilis, buta abang, ana buta jenar, ana buta ireng, ana buta amanca warna, mawak I Kalika, ya kautus antuk Batari Bagawati, teka welas asih ring awak sarinankune, pakulun Paduka Bagawati. Om Mam Am Om Mam, ana Paduka Batara Guru, teka welas asih, Bagawati manggih ring gedong kunci manik, teka welas asih ring awak sarinanku".
Apabila sudah berhasil mendapatkan ilmu tersebut, maka ada aturan yang harus dipatuhi. Orang yang memiliki ilmu tersebut akan digjaya tidak terkalahkan, tidak bisa diungguli, dan semua akan tunduk kepadanya. Apabila mampu merahasiakannya, maka dalam 100 kali kelahiran akan menemui kebahagiaan dan kebebasan tertinggi. Dan bila meninggal dapat kembali ke sorga Brahmaloka, Wisnuloka, dan Iswaraloka. Tetapi bila ketahuan, apalagi sampai suka membicarakan, menyebarluaskan, dan tidak mampu merahasiakannya, maka dalam 1000 kali kelahiran akan menemui hina, neraka, disoroti oleh masyarakat, dan sudah pasti terbenam dalam kawah neraka Si Tambra Goh Muka.
Sebuah pertunjukan calonarang di Bali |
Ilmu Pangiwa dapat dibagi menjadi 5 bagian yang merupakan cabangnya, yaitu:
1. Pengasren
2. Pangeger
3. Pangasih - asih
4. Penangkep
5. Pangleakan (aji wegig)
Baiklah, kita bahas dulu yang pertama.
1. Pengasren
Pengasren adalah cabang ilmu pangiwa yang mampu membuat pemakainya menjadi lebih cantik / tampan. Dengan ilmu ini, si pemakai bisa membuat si korban tergila2 bahkan lupa dengan segala2nya termasuk keluarga. Adapun kutipan mantranya:
"OM 3x, IH 3x, tumurun Bathari Durga, UM mamurti I Ratna Manggali, mamurti duhuring lela matangkep, Ngsuing 3x, tumurun Ida Bhatari Durga, UM 3x, EH 3x, ma, OM ngaji gunane Bhatari Durga, dan seterusnya.............
Biasanya para dukun melakukan ini yang kemudian disebarluaskan dengan cara dijual kepada para kliennya... cieeehhh klien... Hahahaha.... Berikut rerajahan yang biasanya dipakai untuk mempercantik / mempertampan diri:
gbr 1 |
2. Pangeger
Sungguh sangat ambigu bagi orang yang mengetahui nama ilmu pangeger. Sebab dalam Lontar Usada Manak, nama ilmu pangeger adalah ilmu untuk memperlancar / mempercepat proses kelahiran. Di samping pangeger tersebut, ada juga ilmu yang disebut dengan panyeseh, dimana fungsi kedua ilmu ini adalah sama.
Di sini yang saya coba jelaskan adalah ilmu pangeger di cabang ilmu pangiwa (ilmu hitam), ilmu ini juga disebut dengan istilah panglenyeh.
Pangeger ini adalah cabang dari ilmu pangiwa yang mampu membuat
pemakainya laris, baik dalam kegiatan ekonomi atau terhadap dirinya
sendiri.... Kalo orang banyak sih bilang "pengelaris". Orang yang
menggunakan pangeger ataupun pangasren terlebih dahulu dimasukkan
ajaran ilmu pangiwa. Ibaratkan pangiwa adalah sebuah busur panah dan
pangeger & pangasren adalah anak panahnya.
Fungsi ilmu ini adalah untuk membuat si pemakai menjadi laris apalagi
jika disertai kata2 yang manis. Tingkah laku si pemakai sangat menawan
dengan senyumnya yang manis, bahkan terkadang tawanya pun sangat nyaring
dan indah didengar
Adapun cara untuk mendapatkan pangeger ini adalah dengan cara meminta / membeli kepada seorang dukun.
Mohon maaf, terus terang untuk mantra nya saya tidak punya.....
Mohon maaf, terus terang untuk mantra nya saya tidak punya.....
3. Pangasih-asih
Pengasih-asih adalah cabang ilmu pangiwa yang bertujuan membuat orang jatuh cinta kepada orang yang melaksanakan ilmu pangiwa. Hal ini biasanya menggunakan srana berupa guna2 (guna). Orang Bali mengenal beberapa jenis guna, yaitu Guna Lilit, Guna Jaran Nguyang, Guna Tuntung Tangis, I Cekcek Putih, dan lain sebagainya.
Guna tuntung tangis menggunakan srana air mata duyung (bingung yah dimana cari ikan duyung.... hehehehe..... Konon bisa memakai air mata bayi/anak kecil yang menangis ketika sandikala atau maghrib). Ini rerajahannya:
Srananya tangkai sirih, setelah selesai dimantrai kepada orang yang dituju, jangan menoleh.
Mantranya:
Om ingsun angaji ajine I Jaran Guyang, angamuk ka tengahin lalatane Si Anu (nama korban), den suduk lata lan atine Si Anu (nama korban), Si Anu (nama korban) plek mati kapisanan, urung Si Anu (nama korban) mati, sida edan urung Si Anu (nama korban) edan, sida Si Anu (nama korban) maring awakku, poma 3x, dan seterusnya.................
Guna I Cekcek Putih menggunakan rerajahan sbb:
Srananya menggunakan clebingkah (pecahan barang2 tanah liat) yang
didapat di kuburan. Kemudian digambar sesuai dengan rerajahan di atas.
Lalu ditutupi dengan selembar daun sirih. Setelah dimantrai, ditanam di
jalan keluar masuk rumah si korban.
Mantranya:
Hiang sira Sanghiang Cekcek Putih, ingsun msangakena sira ring lawannge Si Anu (nama korban), yan urung lian anglangkahin gunankune, I Cekcek Putih, aja sira culig silih gawe, yan Si Anu (nama korban) anglangkahin gunane, I Cekcek Putih majingakena sira, maring gwagarbane Si Anu (nama korban), cucuken basang wayahe Si Anu (nama korban), dan seterusnya..........
Guna Lilit menggunakan rerajahan:
Sarananya menggunakan gana (air liur) ular tatkala akan mendapatkan mangsanya.
Maaf, saya ga punya mantranya....
Disamping semua guna2 tersebut, ada pula yang disebut pangolesan (minyak colek). Salah satu jenisnya yaitu Pangolesan I Lare Asih. Dengan minyak yang dimantrai ini, dapat membuat wanita tergila2.... Biasanya minyak ini dijual kepada yang membutuhkan.
Disamping semua guna2 tersebut, ada pula yang disebut pangolesan (minyak colek). Salah satu jenisnya yaitu Pangolesan I Lare Asih. Dengan minyak yang dimantrai ini, dapat membuat wanita tergila2.... Biasanya minyak ini dijual kepada yang membutuhkan.
Mantranya:
Ih cai Sang Lare Asih, ih cai angulati Si Anu (nama korban), aku wus
awruha ring kadadeana Si Anu (nama korban), ih Si Anu (nama korban) duk
sira lagi ring jero weteng ibunira, Sang Kamareka aranira, Si Anu (nama
korban), duk sira lagi ana ring gedong kusuma, wawu sira matuwuh
nembulan, dan seterusnya..............
Nah, kira2 begitulah untuk aji Pengasih-asih.
4. Penangkeb
Penangkeb adalah cabang ilmu pangiwa yang bertujuan untuk membuat orang tunduk. Dengan demikian, si pemakai ilmu ini dapat memerintah, menyetir, dan mengendalikan orang yg dikenainya. Sudah tentu ilmu ini juga menggunakan rerajahan. Sayang sekali saya tidak punya rerajahan yang dimaksud. Lagipula ilmu ini sangat mirip dengan ilmu guna2 yang sempat saya bahas pada jenis ilmu yang ketiga (tentang guna2).
Penangkeb adalah cabang ilmu pangiwa yang bertujuan untuk membuat orang tunduk. Dengan demikian, si pemakai ilmu ini dapat memerintah, menyetir, dan mengendalikan orang yg dikenainya. Sudah tentu ilmu ini juga menggunakan rerajahan. Sayang sekali saya tidak punya rerajahan yang dimaksud. Lagipula ilmu ini sangat mirip dengan ilmu guna2 yang sempat saya bahas pada jenis ilmu yang ketiga (tentang guna2).
Ada satu jenis penangkeb yang terkenal, yaitu Penangkeb Jagat. Ilmu ini mirip sekali dengan Guna Tuntung Tangis karena menggunakan srana yang sama.Adapun contoh cerita untuk ilmu ini:
Seorang istri yang ingin supaya suaminya tidak main serong, setelah dia tanyakan kepada dukunnya, maka ia harus menutupi wajah suaminya dengan salah satu pakaian dalamnya ketika suaminya sedang tertidur pulas. Alhasil suaminya berhenti bermain serong,tetapi lantas suaminya tersebut sakit2an.
Ada juga yang menaruh bebuntilan (barang berupa bungkusan kecil berisi rerajahan, dan bahan2 yang telah dimantrai) di bawah bantal / kasur.
Seorang istri yang ingin supaya suaminya tidak main serong, setelah dia tanyakan kepada dukunnya, maka ia harus menutupi wajah suaminya dengan salah satu pakaian dalamnya ketika suaminya sedang tertidur pulas. Alhasil suaminya berhenti bermain serong,tetapi lantas suaminya tersebut sakit2an.
Ada juga yang menaruh bebuntilan (barang berupa bungkusan kecil berisi rerajahan, dan bahan2 yang telah dimantrai) di bawah bantal / kasur.
Bahkan yang lebih nekat lagi dengan mencampurkan sedikit darah
menstruasinya ke dalam minuman/makanan yang dimakan oleh suami &
anak2nya. Sehingga mereka dapat tunduk kepada sang istri. Tentunya juga
dibarengi dengan memasukkan unsur bebai (bebai nanti akan saya paparkan
lebih lanjut).
5. Pangleakan (aji wegig)
Pangleakan adalah cabang ilmu pangiwa yang sudah memerlukan pengorbanan. Dalam mencari korban biasanya dengan cara mencari2 kesalahan orang lain, untuk dijadikan calon mangsanya.
Pangleakan adalah cabang ilmu pangiwa yang sudah memerlukan pengorbanan. Dalam mencari korban biasanya dengan cara mencari2 kesalahan orang lain, untuk dijadikan calon mangsanya.
ilustrasi rangda |
Ilmu pangleakan di Bali yang paling ngetop dibicarakan adalah bisa
berubah wujud menjadi binatang, kendaraan, rangda, celuluk, bahkan
sampai menjadi sampian mas (sampian adalah sejenis karya tangan
yg biasanya terbuat dari janur yang dipakai untuk keperluan upacara /
hari raya). Konon katanya kalo bisa berubah menjadi sampian mas, itu artinya ilmunya sudah paling tinggi.
Sedangkan ilmu pangleakan untuk membunuh atau menyakiti mangsanya, biasanya menggunakan:
Bebai
Orang yg terkena bebai biasanya tingkah lakunya seperti orang gila. Tetapi tergantung juga jenis bebai yang masuk ke dalam tubuhnya. Lain jenis bebai, maka lain pula sakitnya. Ada yang seperti orang gila, makan tidak bisa berhenti, tidak bisa makan, kondisi tubuh menurun, si korban lari kesana kemari, dan lain sebagainya.
Sedangkan ilmu pangleakan untuk membunuh atau menyakiti mangsanya, biasanya menggunakan:
Bebai
Orang yg terkena bebai biasanya tingkah lakunya seperti orang gila. Tetapi tergantung juga jenis bebai yang masuk ke dalam tubuhnya. Lain jenis bebai, maka lain pula sakitnya. Ada yang seperti orang gila, makan tidak bisa berhenti, tidak bisa makan, kondisi tubuh menurun, si korban lari kesana kemari, dan lain sebagainya.
Apakah bebai tersebut?? Bagaimana wujudnya?? Menurut seorang jero dasar (dukun), bebai tersebut berbentuk binatang yang sangat kecil dan masukm ke tubuh manusia melalui pori2 kulit. Setelah berada dalam tubuh manusia, bebai akan memasuki pembuluh darah samapi tersebar kemana2 atau bahkan menyumbat pembuluh darah.
Cetik
Cetik disini hampir disamakan dengan racun. Sebab kalau racun pasti bersifat fisik atau berupa benda. Sedangkan cetik tidak selalu berwujud fisik atau benda.
Ok deehh..... Kita bahas dulu cetik yang berwujud fisik atau benda dulu yah...
Kalo racun jenis ini, masih bisa dirasakan,dicium,dilihat,diraba.
Misalnya, racun tikus, potasium, pembasmi serangga, dan lain2. Akan
tetapi orang Bali, khususnya seorang penganut ilmu hitam biasanya
menyiapkan racun jenis ini utk diberikan kepada murid2nya. Biasanya
racun ini terbuat dari empedu ikan bandeng dan diramu dengan bahan2
lainnya. Daya serang cetik jenis ini sangat cepat. Oleh karena itu
masyarakat akan mudah mengetahui siapa yang menyebabkan orang yg
meninggal karena cetik. Hati2..... dalam hal ini bisa timbul yang
namanya fitnah.....
Beberapa jenis cetik yang ngetop:
Cetik cadanggaleng
Cetik gringsing
Cetik Kerikan Gangsa (cetik ini tergolong halus karena membunuh korbannya secara pelan2.Bahan dasarnya adalah parutan perunggu dari peralatan gamelan. Cetik ini mengkibatkan korban batuk berkepanjangan dan badan semakin lama semakin kurus)
Cetik cadanggaleng
Cetik gringsing
Cetik Kerikan Gangsa (cetik ini tergolong halus karena membunuh korbannya secara pelan2.Bahan dasarnya adalah parutan perunggu dari peralatan gamelan. Cetik ini mengkibatkan korban batuk berkepanjangan dan badan semakin lama semakin kurus)
Cetik yang tidak berwujud benda/tidak membutuhkan bahan tertentu
Cetik ini tidak dpt dilihat, dicium, dirasakan, karena tidak mempergunakan bahan2 tertentu. Proses terjadinya cetik ini otomatis keluar dari penganut ilmu pangleakan, karena setiap bulu tubuh, keringat, darah miliknya merupakan cetik bagi orang yang memakannya.
Hal
ini tergantung dari pemasangnya, siapa orang yg menjadi sasarannya,
maka hanya orang itu yang kena. Misalnya ada sekumpulan orang yang
terdiri dari 10 orang. Jika hanya 1 orang yang dituju, maka hanya orang
itu saja yang kena. Walaupun makanan & minuman yang disajikan secara
bersama2 ataupun bercampur. (Tentunya dalam hal ini, si penganut ilmu
pangleakan ini harus menyentuh semua peralatan makanan dan makanan itu
sendiri)
Ada pula jika tingkat ilmu pangleakannya sudah tinggi, maka hanya dengan memandang orang yg sedang makan & minum saja, dia sudah bisa memberi cetik kepada si korban. Ilmu ini disebut dengan Cetik Terangjana. Ilmu ini bisa dirapal dari jarak 30 sampai 50 meter. Adapula cetik yang menggunakan perantara angin. Dan masih banyak cetik lainnya.....
Dalam pengobatannya, biasanya si dukun akan berusaha mengeluarkan cetiknya terlebih dahulu, baru kemudian mengobati bagian tubuh yang terluka karena cetik. Cetik dikeluarkan bisa melalui muntahan atau melalui pori2 kulit si korban. Cetik yang keluar tersebut bisa berbagai macam bentuknya. Bisa berupa ulat2 kecil, pasir, ulat berwarna warni, angin, dan lain sebagainya.
Pepasangan
Pepasangan biasanya menggunakan bahan2 sesuai dengan jenis pepasangan itu sendiri. Biasanya, bahan2 yang digunakan terdiri dari tulang manusia, bubuk tulang manusia, dan lain sebagainya. Untuk bisa melaksanakan pepasangan, orang tersebut harus bisa ngaleak terlebih dahulu. Karena pepasangan ini harus diarahkan oleh pemasangnya sendiri.
Pepasangan biasanya menggunakan bahan2 sesuai dengan jenis pepasangan itu sendiri. Biasanya, bahan2 yang digunakan terdiri dari tulang manusia, bubuk tulang manusia, dan lain sebagainya. Untuk bisa melaksanakan pepasangan, orang tersebut harus bisa ngaleak terlebih dahulu. Karena pepasangan ini harus diarahkan oleh pemasangnya sendiri.
Adapun cara memasangnya yaitu (maaf saya tidak punya mantra2nya):
Bahan2 yang saya sebutkan di atas, misalnya tulang manusia disertai bahan2 lainnya, dibungkus dengan kain kafan. Biasanya sebesar tutup ballpoint. Pepasangan ini biasanya dipasang di tempat keluar masuknya rumah korban. Kemudian pepasangan tersebut akan dilemparkan di atas tanah dan hanya dengan memandang saja, pepasangan tersebut akan masuk dengan sendirinya ke dalam tanah. Jadi tidak menggali lubang terlebih dahulu. (logika aja, kalo gali lubang di depan rumah orang, apa ga digebukin ama yang punya rumah?? ).
Bahan2 yang saya sebutkan di atas, misalnya tulang manusia disertai bahan2 lainnya, dibungkus dengan kain kafan. Biasanya sebesar tutup ballpoint. Pepasangan ini biasanya dipasang di tempat keluar masuknya rumah korban. Kemudian pepasangan tersebut akan dilemparkan di atas tanah dan hanya dengan memandang saja, pepasangan tersebut akan masuk dengan sendirinya ke dalam tanah. Jadi tidak menggali lubang terlebih dahulu. (logika aja, kalo gali lubang di depan rumah orang, apa ga digebukin ama yang punya rumah?? ).
Setelah berhasil, maka pepasangan tersebut akan siap untuk menyerang
korbannya sesuai dengan maksud si pemasang. Korbannya adalah hanya
orang yg dituju. Jadi jika yang melintasi pepasangan tersebut bukan
orang yg dituju, maka orang tersebut tidak akan apa2. Tetapi jika yang
melintas adalah orang yg dituju, maka orang tersebut akan jatuh sakit
dan lama2 bisa meninggal dan kemudian menjadi tumbal ilmu pangleakan si
pemasang!
Apabila pepasangan berupa bubuk tulang manusia, maka akan semakin mudah caranya. Biasanya orang yg memiliki ilmu pangleakan ini akan menaruh bubuk tersebut di dalam kukunya. Sesampainya dia di rumah calon korbannya, dia akan menyentilkan kukunya hingga bubuk tulang manusia tersebut beterbangan kemana2. Hal ini bisa menyebabkan pekarangan rumah menjadi seram dan membuat sakit penghuninya.
Adapun cara yang paling gampang (mengingat cukup seram juga memakai bahan tulang/bubuk tulang manusia) adalah, ambil kotoran/tanah kuburan kemudian buang di sekitar halaman orang yg ingin anda sakiti. Niscaya, keadaan rumah orang tersebut akan berubah menjadi menyeramkan dan menimbulkan perasaan tidak enak kepada penghuninya. Seperti misalnya pertengkaran, ribut2 gak keruan, dan lain sebagainya.......
Berikut adalah contoh pepasangan yang berhasil dicabut. Mohon maaf, tempat pencabutan dan pemilik tempat dirahasiakan.
Rerajahan
Rerajahan adalah suatu simbol yang digambarkan dan dikombinasikan dengan aksara modre yang mempunyai maksud dan tujuan tertentu, tergantung dari sang pembuatnya. Jadi tidak semua rerajahan tersebut bermaksud jelek atau untuk tujuan jahat. Dalam ilmu pangleakan pun bisa menggunakan rerajahan, bahkan diperjual belikan . Contoh2nya bisa dilihat pada pembahasan saya sebelumnya tentang ilmu pangiwa di halaman2 sebelumnya, seperti pangasihan, penangkeb, dst.....
Sesawangan
Sesawangan ini mirip dengan voodoo... Dengan sesawangan ini bahkan hanya dengan membayangkan calon korban saja bisa membuatnya sakit. Apalagi si penganut ilmu pangleakan tersebut memiliki foto, nama, dan hari kelahiran si korban. Sesawangan ini sering juga disebut dengan acep-acepan atau umik-umikan. Hal inilah yang menyebabkan ilmu pangleakan bisa menyakiti melalui jarak jauh.
Rerajahan adalah suatu simbol yang digambarkan dan dikombinasikan dengan aksara modre yang mempunyai maksud dan tujuan tertentu, tergantung dari sang pembuatnya. Jadi tidak semua rerajahan tersebut bermaksud jelek atau untuk tujuan jahat. Dalam ilmu pangleakan pun bisa menggunakan rerajahan, bahkan diperjual belikan . Contoh2nya bisa dilihat pada pembahasan saya sebelumnya tentang ilmu pangiwa di halaman2 sebelumnya, seperti pangasihan, penangkeb, dst.....
Sesawangan
Sesawangan ini mirip dengan voodoo... Dengan sesawangan ini bahkan hanya dengan membayangkan calon korban saja bisa membuatnya sakit. Apalagi si penganut ilmu pangleakan tersebut memiliki foto, nama, dan hari kelahiran si korban. Sesawangan ini sering juga disebut dengan acep-acepan atau umik-umikan. Hal inilah yang menyebabkan ilmu pangleakan bisa menyakiti melalui jarak jauh.
Saya berniat mengakhiri ulasan saya dengan PANGEJUKAN LEAK
alias menangkap leak ataupun akan bertarung melawan leak. Ini hanya
beberapa mantra dari sekian banyak mantra Lontar Pangejukan Leak.
Berikut urutannya:
1. Lakukan permbersihan diri sendiri layaknya akan melakukan persembahyangan
2. Pada saat melakukan persembahyangan:
Mantra duduk dengan sikap asana:
Om prasada stiti siwa suci nirmala ya namah swaha
Mantra untuk melakukan pranayama:
Nafas pertama: Om ang namah
Nafas kedua: Om ung namah
Nafas ketiga: Om mang namah
Mantra pembersihan tangan:
Tangan kanan: Om sudhamam swaha
Tangan kiri: Om ati sudhamam swaha
Mantra untuk dupa:
Om Ang brahma dupa dipa astra ya namah swaha
Mantra untuk bunga:
Om puspadanta ya namah swaha
Kemudian lakukan panca sembah seperti biasa untuk meminta restu dan keselamatan kepada Ida Sanghyang Widhi Wasa & para leluhur.
3. Setelah persembahyangan selesai, ambil dupa (ucapkan kembali mantra untuk dupa) dan bunga (ucapkan mantra untuk bunga). Dupa di tangan kiri dan bunga di tangan kanan. Diposisikan tepat di depan dada.
1. Lakukan permbersihan diri sendiri layaknya akan melakukan persembahyangan
2. Pada saat melakukan persembahyangan:
Mantra duduk dengan sikap asana:
Om prasada stiti siwa suci nirmala ya namah swaha
Mantra untuk melakukan pranayama:
Nafas pertama: Om ang namah
Nafas kedua: Om ung namah
Nafas ketiga: Om mang namah
Mantra pembersihan tangan:
Tangan kanan: Om sudhamam swaha
Tangan kiri: Om ati sudhamam swaha
Mantra untuk dupa:
Om Ang brahma dupa dipa astra ya namah swaha
Mantra untuk bunga:
Om puspadanta ya namah swaha
Kemudian lakukan panca sembah seperti biasa untuk meminta restu dan keselamatan kepada Ida Sanghyang Widhi Wasa & para leluhur.
3. Setelah persembahyangan selesai, ambil dupa (ucapkan kembali mantra untuk dupa) dan bunga (ucapkan mantra untuk bunga). Dupa di tangan kiri dan bunga di tangan kanan. Diposisikan tepat di depan dada.
Ucapkan
mantra:
"Ong amunerat Sang Hyang Akasa, apan aku Sang Hyang Jagatnata, mamentang rua pustaka, sakti mawisesa, ningambara ring sor sapta petala, memanah wateke betara putusi leyak, sakti mawisesa, dan panahku, pejah geseng gempung telas, dadi awu, guna leyake badane, sakti mawisesa, sakuhing agunging tumpang, mewasta tumpang satak seket patpat, muang padmasana, sakti mawisesa, angadeg mamurti sawi den panahku pejah geseng rimpung asat, telas dadi awu, yeke guna pengaliante, guna gempilan sesapehan tani pejah, guna temon pengawakan, den panahku, pejah geseng dadi awu lah poma-poma-poma, serana sakewenang, sama kapuji-sakti".
4. Letakkan dupa (ucapkan mantra dupa) & letakkan bunga di hadapan anda (jangan sekali2 membuang bunga dengan cara melentikkan bunga. Sebab hanya orang yg sudah medwijati / sulinggih lah yg berhak melakukan hal tersebut)
5. Bermeditasi dengan khusuk sembari menunggu leak yang akan menyerang anda. Sebab pertarungan ini bukan pertarungan fisik melainkan pertarungan batin dimana atma / roh terlepas dari badan kasar untuk bertarung dengan desti (leak).
Adapun cara lainnya:
Laku & tata caranya sama seperti di atas, tetapi yang ini memakai sarana berupa benda. Benda apapun boleh asal tidak kotor, misalnya pakaian dalam, ataupun barang2 porno lainnya...hehehehehhe.....
Nah... misalnya memakai sapu lidi. Sapu lidi ini diberi mantra (pada saat memberi mantra sama seperti di atas yaitu, menggunakan dupa & bunga):
Angkara Mangkara, Ong (3x)
Kemudian pada malam hari, letakkan sapu lidi tersebut di jalan yang sering dilalui oleh orang yg anda duga memiliki ilmu pangleakan.
Jika behasil, maka di pagi harinya akan ada orang yg akan terkagum2 sendirinya diam memandangi sapu lidi tersebut. Dapat dipastikan dia lah yg memiliki ilmu pangleakan!!
PS: Saya tidak bertanggung jawab jika terjadi sesuatu pada anda pada saat menangkap leak ataupun sesudahnya. Apalagi sampai menangkap basah leak dengan cara menggunakan sapu lidi tersebut. Orang tersebut bisa sakit hati karena merasa telah dipermalukan. Biasanya orang tersebut mengadukan hal ini kepada teman2nya. Tidak menutup kemungkinan anda bisa dikeroyok leak di kemudian hari. Jadi harap bijaksanalah dalam menggunakan mantra2 ini!
"Ong amunerat Sang Hyang Akasa, apan aku Sang Hyang Jagatnata, mamentang rua pustaka, sakti mawisesa, ningambara ring sor sapta petala, memanah wateke betara putusi leyak, sakti mawisesa, dan panahku, pejah geseng gempung telas, dadi awu, guna leyake badane, sakti mawisesa, sakuhing agunging tumpang, mewasta tumpang satak seket patpat, muang padmasana, sakti mawisesa, angadeg mamurti sawi den panahku pejah geseng rimpung asat, telas dadi awu, yeke guna pengaliante, guna gempilan sesapehan tani pejah, guna temon pengawakan, den panahku, pejah geseng dadi awu lah poma-poma-poma, serana sakewenang, sama kapuji-sakti".
4. Letakkan dupa (ucapkan mantra dupa) & letakkan bunga di hadapan anda (jangan sekali2 membuang bunga dengan cara melentikkan bunga. Sebab hanya orang yg sudah medwijati / sulinggih lah yg berhak melakukan hal tersebut)
5. Bermeditasi dengan khusuk sembari menunggu leak yang akan menyerang anda. Sebab pertarungan ini bukan pertarungan fisik melainkan pertarungan batin dimana atma / roh terlepas dari badan kasar untuk bertarung dengan desti (leak).
Adapun cara lainnya:
Laku & tata caranya sama seperti di atas, tetapi yang ini memakai sarana berupa benda. Benda apapun boleh asal tidak kotor, misalnya pakaian dalam, ataupun barang2 porno lainnya...hehehehehhe.....
Nah... misalnya memakai sapu lidi. Sapu lidi ini diberi mantra (pada saat memberi mantra sama seperti di atas yaitu, menggunakan dupa & bunga):
Angkara Mangkara, Ong (3x)
Kemudian pada malam hari, letakkan sapu lidi tersebut di jalan yang sering dilalui oleh orang yg anda duga memiliki ilmu pangleakan.
Jika behasil, maka di pagi harinya akan ada orang yg akan terkagum2 sendirinya diam memandangi sapu lidi tersebut. Dapat dipastikan dia lah yg memiliki ilmu pangleakan!!
PS: Saya tidak bertanggung jawab jika terjadi sesuatu pada anda pada saat menangkap leak ataupun sesudahnya. Apalagi sampai menangkap basah leak dengan cara menggunakan sapu lidi tersebut. Orang tersebut bisa sakit hati karena merasa telah dipermalukan. Biasanya orang tersebut mengadukan hal ini kepada teman2nya. Tidak menutup kemungkinan anda bisa dikeroyok leak di kemudian hari. Jadi harap bijaksanalah dalam menggunakan mantra2 ini!
Demikian kira2 sekilas penjelasan dari
saya untuk orang yang akan mulai belajar pengleakan. Maaf ada beberapa
kata yang tidak mampu saya terjemahkan. Karena memang tidak ada dalam
kosakata bahasa Indonesia. Tapi bila ada orang yang memang berasal dari
Bali, pasti mengerti.
Maaf bila ada salah2 kata. Saya sendiri tidak mendalami ilmu ini. Tetapi hanya sekedar tau saja sedikit2.
Bila ada penambahan dari rekan yang lain, silahkan. Dan bagi yang ingin mempraktekkannya, resiko ditanggung sendiri... Hehehe... Peace....
Artikel ini adalah kumpulan artikel
yang terdapat di Forum Kas**kus, bagi yang ingin tahu lebih lanjut bisa
kunjungi langsung forum tersebut dengan mengetik kata kunci Pangleakan
sumber :: http://duniasekitarmu.blogspot.com
sumber :: http://duniasekitarmu.blogspot.com
kenal boleh praktek jangan
BalasHapustakuuuuuuut.....
ingin mempraktekkan tp tidak punya penuntun, kira2 bisa nggak jadi penuntun... ato dimana cari penuntun..., kita harus dan perlu tau warisan leluhur kita..., jangan sampai punah ...
BalasHapus