Dewi Durga
Dewi Durga (Dewi Uma) disebutkan dalam Tri Murti adalah sakti dari Dewa Siwa. Sebagai Dewa, Pemujaan Dewi Durga adalah di Pura Prajapati.
Dewi Durga, dalam Sekte Bhairawa disebutkan sebagai dewa utama yang di puja di Pura Dalem yang disimbukan dengan Ratu Ayu (Rangda) yang memiliki nilai magis sehingga masyarakat
penyungsungnya makin merasa dekat dengan rangda untuk mendapat kesucian
serta kehidupan secara rohani.
Dalam mitologi Dewi Durga yang dikutip dari buku Gandamayu, Refleksi Mitologi dalam Kekinian,
disebutkan sosok Dewi Durga adalah sebagai sang penguasa kegelapan dan
penunggu setra Gandamayu yang diyakini sebagai setra paling angker di
bumi, tak lain adalah perwujudan Dewi Uma yang dikutuk oleh suaminya,
Dewa Siwa.
Jatuhnya kutukan terhadap Dewi Uma oleh Dewa Siwa, didalilkan sebagai
ujian kesetiaan sang dewi yang kala itu diperintahkan turun ke bumi
mencari susu sapi putih demi mengobati suaminya, yang ternyata hanya
berpura sakit.
Ketika Dewi Uma dengan ketulusannya hendak menyembuhkan sang suami,
Dewa Siwa menjelmakan dirinya sebagai pengembala sapi putih yang
kemudian dijumpai Uma di hutan.
Mengetahui kesulitan Dewi Uma yang tak kunjung menemukan sapi putih
yang tengah menyusui, sang gembala pun memperdayai Dewi Uma untuk
melakukan hal tak senonoh.
Awalnya Dewi Uma menolak, namun demi kesembuhan Dewa Siwa, Dewi Uma pun menyanggupinya.
Sekembali ke kahyangan, bukan terimakasih yang diperoleh Dewi Uma, melainkan kutukan sang suami yang menuduhnya telah melanggar kesetiaan, berbuat tak senonoh dengan seorang gembala, yang padahal tak lain Dewa Siwa sendiri.
Sekembali ke kahyangan, bukan terimakasih yang diperoleh Dewi Uma, melainkan kutukan sang suami yang menuduhnya telah melanggar kesetiaan, berbuat tak senonoh dengan seorang gembala, yang padahal tak lain Dewa Siwa sendiri.
Merasa dijebak oleh suaminya, Dewi Uma yang telah berwujud Dewi Durga
pun meninggalkan istana para dewa dan tinggal di Setra Gandamayu.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar